Â
Surakarta – Sendratari Ramayana sebagai salah satu pertunjukan yang sangat dinantikan oleh masyarakat Kota Surakarta dalam rangka 103 tahun Taman Balekambang. Pertunjukan Sendratari Candra Purnama Ramayana Full Story sukses memukau penonton, pertunjukan digelar di Amphitheater, Taman Balekambang Kota Surakarta. Dalam pertunjukan ini melibatkan banyak sekali penari yang dipersembahkan oleh UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang dan Sanggar Bengkel Seni Adanu Jumantoro. Pertunjukan Sendratari Ramayana terdapat delapan adegan, di setiap adegannya memiliki makna-makna tersendiri. Ketika lampu sorot mulai menyala, para penari mulai naik ke atas panggung dan gamelan mulai dibunyikan untuk mengiringi para penari yang mengenakan pakaian adat Jawa.Â
Tarian ini mengisahkan awal mula kisah cinta Rama dan Shinta yang begitu indah, namun kemudian berubah menjadi tragedi penculikan. Kita diajak menyusuri momen kemenangan Rama dalam sayembara, yang menandai dimulainya kisah cinta mereka. Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Seorang penari dengan kostum kijang yang memukau muncul di panggung, membawa kita pada momen yang menegangkan. Dengan lihai, penari ini menggambarkan tipu daya Rahwana yang menyamar menjadi kijang untuk menculik Shinta. Keindahan kijang itu membuat Rama terpesona dan tanpa sadar terjebak dalam perangkap licik Rahwana.
Lampu panggung perlahan memudar, menandai pergantian adegan. Sosok gagah Hanoman bersama pasukan keranya kini menghiasi panggung. Diutus oleh Rama, mereka bertekad membebaskan Shinta dari cengkeraman Rahwana. Namun, niat mulia mereka dihalangi oleh pasukan Rahwana yang siap menyerang. Pertarungan sengit pun tak terhindarkan, ditampilkan dalam tarian yang dinamis dan penuh energi. Sayangnya, pasukan Hanoman harus mengakui kekalahan dalam pertempuran ini.
Sosok Burung Garuda kemudian datang memeriksa kondisi Hanoman dan kawanannya. Lampu redup lagi. Adegan saling balas serangan antara utusan Rama dan Rahwana pun terus digambarkan melalui gerak tari yang apik. Hingga puncaknya, Rama dan Rahwana saling berhadapan. Digambarkan dengan tari yang menegangkan. Rahwana pun terkalahkan. Setelah itu Sinta berjalan pelan menuju Rama. Mereka bertemu, kemudian Rama mempertanyakan kesetiaan Sinta. Sinta pun kemudian bersumpah melakukan pati obong untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Rama. Sendratari Ramayana berakhir di babak ini. Kostum yang indah, tata panggung yang megah, serta iringan gamelan yang menggugah membuat Sendratari Ramayana menjadi sebuah karya seni yang memukau. Setiap detail dalam pertunjukan ini menunjukkan dedikasi para seniman dalam menghadirkan keindahan seni tari dan musik tradisional.
Pertunjukan Sendratari Ramayana juga memiliki dampak edukatif yang signifikan. Beberapa orangtua pasti mengajak anaknya atau siswa yang diberi tugas oleh gurunya untuk menyaksikan sendratari sebagai bagian dari kurikulum mereka untuk mempelajari budaya dan sejarah Indonesia. Selain itu, pertunjukan ini juga menginspirasi banyak seniman muda untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari dan musik tradisional. Sendratari Ramayana tidak hanya sekadar pertunjukan seni, namun juga menjadi wadah pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa. Melalui tarian dan musik, kita diajak merenungkan makna kehidupan, cinta, pengorbanan, dan kebenaran.
Pelestarian seni tradisional seperti Sendratari Ramayana sangat bergantung pada keberlanjutan generasi seniman yang mumpuni. Diperlukan program pelatihan dan pendidikan yang intensif untuk menarik minat generasi muda agar terlibat dalam seni tari dan musik tradisional. Dengan digelarnya Sendratari Ramayana, diharapkan generasi muda semakin mencintai dan melestarikan warisan budaya bangsa. Pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya menjadi relevansi di setiap zaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI