Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Lahir tgl 18 April 1947 di Lakmaras, Belu, Timor, NTT, Indonesia. Tinggal di Kupang. Doktor Studi Pembangunan dari Universitas Kristen Satyawacana Salatiga (2011). Dosen tamu di Fakultas Pascasarjana Interdisipliner, Universitas Kristen Satyawacana Salatiga.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenyang

31 Agustus 2023   11:31 Diperbarui: 31 Agustus 2023   11:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenyang itu lawannya lapar. Saya kenyang karena Nafsu makan terpenuhi dengan adanya makanan yang saya makan. Nalar saya juga bekerja, pilih dan putuskan makanan apa yang layak saya makan. Naluri saya beraksi dengan memanfaatkan jasa semua orang untuk mendapat makanan sampai terhidang dan saya makan. Nurani saya mengiyakan dengan perasaan tenang, damai karena sudah kenyang. Empat unsur dalam diri saya bekerja serentak dalam proses mencari (Nafsu) menemukan (Nalar) menikmati (Nalar) menyukuri (Nurani) makanan yang saya makan sampai terjadi, saya kenyang. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Hidup ini kelansungan peristiwa dari kenyang ke kenyang. Kita manusia diberi anugerah kehidupan oleh SANG PENCIPTA untuk kenyang melalui upaya yang diberi oleh TUHAN dalam alam agar dikuasai dengan NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI.

Dalam upaya untuk kenyang, saya, anda, dia, kita, tidak diperkenankan untuk kenyang sendiri sambil membiarkan sesama kelaparan. Kenyang itu dambaan setiap kita. Membiarkan sesama kelaparan, salah. Menyebabkan sesama kelaparan, lebih salah lagi. Merampas milik sesama sampai sendiri kenyang dan sesama yang kehilangan itu terdampar dalam malapetaka kelaparan, salah di atas salah. Itulah tragedi dalam kehidupan ini yang sering terjadi, yang satu kekenyangan dan yang satu kelaparan.

Kenyang itu hak setiap orang. TUHAN mengadakan segala sesuatu untuk kita setiap orang kenyang sesuai keadaan masing-masing orang. Merusak alam termasuk menghalangi kekenyangan. Memelihara alam sekitar adalah upaya terpuji sesuai kehendak SANG PENCIPTA untuk kita manusia memperoleh secukupnya makanan bagi setiap orang supaya tetap kenyang, tidak kelaparan. Sesama ada untuk sama-sama menggiatkan NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI demi kepentingan bersama untuk kenyang. Kenyang sebatas ukuran perut. Kenyang berlebihan, salah. Kenyang dengan hasil curian, merusak diri. Kenyang dengan hasil keringat sendiri, membahagiakan. 

Akhiri hidup di dunia ini dengan kenyang secara jujur dan kita akan tiba pada keadaan kenyang abadi. Itu di dalam TUHAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun