Menurut psikologis kebutuhan mendasar itu harus terpuaskan dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat memotivasi kita.Â
Nah, 7 kebutuhan manusia yang harus tersalurkan bagi setiap individu manusia, yaitu :
1. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni mewujudkan keinginan dan potensi diri, menjadi seseorang dengan kualitas maksimal yang dapat diraihnya.
2. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki, misalnya menerima dan memberi cinta, kasih sayang, rasa percaya, dan penerimaan; merasa berhubungan dengan orang lain atau menjadi bagian dari kelompok baik dirumah, bergaul bersama teman, berinteraksi ditempat kerja, berkumpul atau beradaptasi dengan lingkungannya.
3. Kebutuhan yang bersifat fisiologis, misalnya makan, minum, oksigen, pengaturan suhu tubuh, pengeluaran kotoran, beraktivitas, istirahat dan penyaluran ketuhan lainnya.
4. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu perlunya perlindungan dari situasi yang membahayakan seperti cuaca, atau penyakit, perlindungan dari ancaman keadaan fisik dan psikologis (takut pada sesuatu hal).
5. Kebutuhan kognitif, misalnya kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, keingintahuan atas sesuatu, bereksplorasi, menemukan jawaban akan sesuatu, dan mendapatkan jawaban atas keadaan.
6. Kebutuhan estetis, misalnya keindahan dalam masalah seni dan alam, kebutuhan memenuhi hal-hal yang simetris, seimbang, keteraturan dan harmoni.
7. Kebutuhan penghargaan, misalnya penghargaan dan penghormatan dari orang lain dan dari diri sendiri atau perasaan memiliki kemampuan yang diakui dunianya.
Maka melihat dari kebutuhan mendasar itu, tentunya kebijakan Ramadan 2022 semestinya mengadopsi semua masyarakat akan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Artinya pemerintah dapat memberikan keleluasaan akan ekspresi organisme manusia dalam pemenuhan kebutuhannya selama Ramadhan agar tidak terkekang secara psikologisnya.