Suatu hari, kami bersama teman satu profesi dan beberapa mahasiswi melaksanakan kunjungan ke salah satu daerah komunitas warga yang subur dengan budi daya tanaman singkongnya.
Terlihat di sana, pada umumnya warga masyarakat sangat rajin sekali memanfaatkan lahan di sekitarnya dengan menanam tumbuhan singkong sebagai hasil bumi sekaligus penopang makanan sehari-harinya.
Akan tetapi, kebermanfaatan panen singkong warga terlihat belum maksimal, mereka hanyalah mengolah daging singkongnya saja untuk konsumsi sedangkan kulitnya terbuang begitu saja seolah tidak ada manfaatnya sama sekali.
Ketika melihat fenomena itu, kami bersama mahasiswi-mahasiswi yang memang kreatif, terampil memanfaatkan dan mengolah Kulit Singkong Manihot esculenta berembuk membicarakannya fenomena tersebut.
Saat itu, sepakat bersama mahasiswa berinisiatif untuk memberitahu hasil praktek penelitian kepada warga masyarakat disana agar dapat memanfaatkan kulit singkong menjadi makanan yang renyah, enak dan nikmat.
Ya, tentu sekali makanan ini sehat adanya karena di proses secara higienis, menggunakan tata cara yang baik dengan memperhatikan standar kesehatan dan semua bahan-bahannya dari tumbuhan alami yang sudah dikenal menyehatkan.
Agar lebih aman, sebaiknya kulit singkong yang telah di kupas dari dagingnya di cuci dahulu sampai bersih pada air yang mengalir, sekedar untuk menghilangkan getah, tempelan kulit tipis bagian luar dan kotoran yang menempelnya.
Setelah bersih tercuci hingga merata semuanya, lantas di jemur dibawah terik panas matahari yang biasanya tiga hari kulit singkong itu sudah mengering dan siap untuk di proses menjadi cemilan yang enak, renyah dan nikmat.
Untuk mengolah kulit singkong manihot esculenta sangatlah mudah dan simple, pertama-tama siapkan kulit singkong yang sudah kering terlebih dahulu, bawang merah, bawang putih, daun jeruk segar dan bumbu penyedap rasa.
Makanan menarik ini dibuat dengan bahan utama memanfaatkan kulit singkong yang ada, dengan cara :
1. Kulit singkong yang sudah kering di iris kecil-kecil sesuai selera dan keinginan, boleh berbentuk persegi panjang dengan menggunakan gunting atau alat lainnya.
2. Bawang putih, bawang merah dan daun jeruk di iris dengan ukuran kecil, bebas sesuai selera yang membuatnya.
3. Sediakan alat masak berupa ketel besar, minyak goreng secukupnya dan sosodok, lalu simpan diatas kompor yang menyala, tunggu sesaat hingga panas.
4. Bawang merah, bawang putih dan daun jeruk yang sudah di iris, di masukan dan di goreng hingga masak dan mengering, layaknya membuat goreng bawang pada umumnya, jika sudah cukup lalu tiriskan agar minyak yang mengendapnya hilang.
5. Kulit singkong yang sudah di iris dengan baik, di goreng pada perapian sampai masak hingga terlihat kering agak kecoklatan dan sedikit mengembang, lalu tiriskan.
Kulit singkong yang sudah di goreng, dimasukan ke wadah besar. Bawang merah, bawang putih dan daun jeruk yang tadi sudah di goreng di masukan juga ke dalam wadah yang berisi kulit singkong yang sudah matang, semuanya di satukan.
Lantas, aduk-aduk secara perlahan hingga merata. Berikan pula bumbu penyedap rasa secukupnya sesuai selera masing-masing, bisa original, rasa keju, rasa manis, atau asin.
Tralalaa..., makanan renyah, enak dan nikmat siap di hidangkan! Kami bersama-sama warga yang hadir saat itu mencicipi dan menikmatinya.
Setelah di rasa cukup menikmati hidangan renyah Kulit Singkong Manihot Esculenta bersama-sama, lantas membungkusnya ke dalam plastik yang sudah di siapkan semenjak awal.
Setelah selesai dibungkus lalu membagikannya kepada semua warga yang hadir saat itu sebagai oleh-oleh pertemuan, untuk sekedar mencicipi kembali saat sampai di rumahnya masing-masing.
Semua warga masyarakat yang hadir merasa bersyukur karena telah mengetahui cara mengolah kulit singkong manihot esculenta, mereka sangat tertarik dan ingin memanfaatkan kulit singkong yang biasanya mereka buang begitu saja.Â
Setelah mengetahui cara pengolahannya, kini mereka akan menjadikan kulit singkong sebagai makanan ringan untuk konsumsi keluarga.
Alhamdulillah, kegiatan pengabdian masyarakat mahasiswi dan dosen PAI FPIK Universitas Garut terlaksana dengan baik dan tentunya mendapat sambutan yang hangat dari warga masyarakat sekitar.
Jika suatu hari kualitasnya olahannya semakin membaik tidak menutup kemungkinan untuk menjual dan memasarkannya dalam kerangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H