Memiliki pasangan hidup yang setara, sebanding dengan kita merupakan suatu kebahagiaan tersendiri yang dapat dirasakan oleh mereka yang memang hidup pada zaman sekarang di era millenial ini, karena kebutuhan serta gaya hidup pada situasi sekarang yang menuntut adanya kesamaan (kesepadanan) ketika menjalin hubungan bersama pasangannya, ketika suatu insan menginginkan rasa bahagia tercapai melalui kehidupan bersama dengan pasangannya.
Memiliki pasangan hidup yang dapat diajak untuk berbagi, bercerita, tempat berkeluh kesah, bisa bersimpuh dan saling pengertian disaat sedih dan merana, dapat dijadikan tempat curhat, menikmati kebersamaan dengan bahagia, dan dapat bersama-sama dalam membangun mimpi untuk meraih kehidupannya. Tentu menjadi sesuatu yang dinginkan oleh setiap orang yang memang mendambakan kehidupan serta kebahagian pada zaman sekarang.
Bersama pasangan yang dianggap sederajat ini, tentunya akan merasa dapat saling membenahi diri untuk hidup lebih maju dan berkembang, menata hidup, dan belajar untuk menerima kurang dan lebihnya dengan sepenuh hati.Â
Akan tetapi, bagaimana jika pasangan tidaklah sama derajatnya dengan kita?
Misalnya pasangan kita, tidak memiliki usaha ataupun pendapatan sama sekali sedangkan kita memiliki penghasilan yang besar, sehingga pasangan kitapun hidup hanya tergantung pada penghasilan kita saja, atau mungkin kita seorang sarjana sedangkan pasangan kita hanyalah seorang yang lulusan sekolah dasar (SD).
Atau juga mungkin pasangan prianya berusia 80 tahun sedangkan pasangan wanitanya baru berusia 20 tahun. Menyikapi kebersamaan dengan pasangan hidup yang jauh berbeda baik dari segi umur, penghasilan maupun pendidikannya, tentunya kembali kepada diri kita sendiri, apakah dapat hidup secara wajar dan normal dengan pasangan yang tidak setara ini.
Ketidak setaraan pada umumnya hanya akan menyebabkan terjadinya toxic relationship, tak bisa dihindari karena memang jurang perbedaan yang sangat jauh telah terjadi dalam hubungan mesra percintaannya itu maupun dalam hal lainnya.Â
Memiliki pasangan hidup yang jauh lebih segalanya dapat mengakibatkan terjadinya hubungan yang tidak seimbang dalam segala aspek kehidupan, dari mulai cara bercinta, gaya hidup, pola pikir maupun yang lainnya.
Toxic relationship, dapat menyebabkan rusaknya suatu hubungan yang harmonis pada suatu pasangan hidup yang disebabkan adanya jurang perbedaan yang sangat dalam diantara keduanya, jika dipertahankan sudah tentu salah satunya akan menjadi korban yang nyata adanya dalam kehidupannya sehingga pasangan yang satu dapat menikmati hubungan dengan indah dan bahkan bahagia, akan tetapi yang satunya lagi hidup merana dan merasa tidak bahagia.
Solusi terjadinya toxit relationship ini, dapat terselesaikan jika "berpisah" dari pasangan hidupnya, atau salah satu pasangan dapat menerimanya dengan ikhlas, mampu mengalah pada setiap saat, mampu menerima kenyataan dengan baik dan mempunyai sugesti yang kuat serta keyakinan yang mantap bahwa hidup bersamanya meskipun terjadi perbedaan yang sangat dalam, maka akan tetap harmonis, bahagia, nyaman, aman, tenteram sampai akhir hayatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H