Anak yang baik akan senantiasa berbuat baik dan berbakti terhadap kedua orang tuanya, sebab berkat merekalah dapat lahir kedunia ini dan dapat menikmati keindahan-keindahan yang ada di jagat raya ini. Kita dapat belajar, membaca, menulis, bekerja dan berusaha untuk memperoleh kebahagiaan ini juga berkat kedua orang tua, bahkan kedua orang tua seringkali mengorbankan sebagian kebahagiaannya hanya demi membahagiakan dan masa depan anaknya.
Terutama ibu kita tercinta yang telah mengandungnya dalam keadaan susah payah, berbulan-bulan mengandung, lalu setelah 9-11 bulan melahirkannya, setelah itu mengasuhnya dan mendidiknya sejak kecil, menyusuinya sampai habis masa dua tahun dan memberikannya dengan penuh kasih sayang dibalik kepayahan yang ada dalam kehidupannya.
Hari Anak Sedunia 2020, bukan saja hanya sebatas memuliakan dan pemberian kasih sayang terhadap anak dari kedua orang tuanya, akan tetapi juga moment untuk menumbuhkan "kesadaran" maupun "kebaikan" bagi anak agar tumbuh dan berkembang lebih cepat menuju kedewasaan berfikir, menyadari pentingnya mengutamakan sekolah maupun pendidikan dan ilmu pengetahuan lainnya yang akan bermanfaat untuk kehidupan masa dewasa dan hari tuanya nanti, dibanding mengedepankan kedewasaan yang lainnya. Apalagi lebih cepat dewasa dalam perihal rasa cinta terhadap lawan jenisnya yang justru akan mengarah pada perbuatan yang asusila dan dilarang agama, sebagai orang tua harus mampu mengarahkan anaknya pada sesuatu yang positif.Â
Maka, selaku anak hendaklah senantiasa bersyukur kepada kedua orang tua dengan cara berbakti dan berbuat baik kepadanya, kita harus sadar bahwa perbuatan syukur itu tidaklah cukup hanya sekedar ucapan lisan saja, tetapi harus diwujudkan dengan sikap patuh dan ta'at serta tunduk penuh rasa hormat kepadanya.
Sebagai anak yang baik tentunya harus patuh dan ta'at kepadanya dengan menuruti kehendak mereka, menyahut dengan lembut dan datang atas panggilan mereka meskipun pada saat ataupun waktu yang tidak memungkinkan. Namun demikian, kita harus tahu bahwa ada satu hal dari perintah dan kehendak orang tua yang tidak boleh kita turuti, bahkan harus kita tolak yaitu jika diperintahkan untuk mempersekutukan Allah dan berbuat maksiyat (berbuat dosa).
Tuhan semesta alam adalah satu-satunya yang wajib dita'ati dan segala perintah-Nya berada diatas segala-galanya, akan tetapi tetap masalah bergaul dan berhubungan dengan orang lain harus kita jalin terus, berjalan seperti biasa hanya saja tidak boleh menuruti perintah dari siapapun yang berupa maksiyat (dosa) dan apapun yang dapat merugikan baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.
Bagaimana jika ada anak yang membentak, menyepak, memukul, merampas milik orang tua?
Semua itu, menurut ajaran Islam hukumnya "haram" bahkan dikutuk oleh Allah SWT, sebagaimana ungkapan sebuah hadits :
Sangat jelas dalam hadits ini menyatakan bahwa ridho dan murka Allah tergantung pada ridho maupun murka dari kedua orang tua, bahkan anak yang durhaka akan segera tertimpa oleh siksaan Allah, seperti susahnya dalam mencari nafkah, kemiskinan yang menyengsarakan, ataupun banyak menemui kegagalan dalam berbagai usahanya, itu baru di dunia belum lagi nanti diakhirat.
Wahai anak-anak... hormatilah ibumu, sebab jasanya sangat besar kepada kita, dia merupakan tempat berlindung dan bertanya, pemberi petunjuk, telah membimbingmu semenjak kecil, memiliki andil yang sangat besar terhadap perkembangan watak dan bakat yang positif serta pemberi nasehat agar anaknya jauh dari sifat-sifat dan naluri yang tidak baik dalam hidupnya.