Ilustrasi - pemimpin inspiratif (Shutterstock)
Sering sekali kita mendengar, "Tuhan itu tidak tidur". Kalau Tuhan tidak tidur, Indonesia kok kacau sekali, ya? Korup, tidak teratur, kacau, mudah tersinggung dan gampang sekali tersulut isu sara. Itu pertanyaan beberapa tahun yang lalu.
Dulu, kalau kita lihat sejak era reformasi, thn 1998, masa depan Indonesia seperti tidak pasti. Entah jadi seperti apa, nantinya. Semakin memuncak ketika kita memiliki Presiden SBY yang tidak tegas, kecuali kalau lagi tersinggung harga dirinya. Lalu, ketika beredar buku "Gurita Cikeas", seakan-akan masa depan Indonesia sudah tidak ada lagi. "Ya, begitulah, jadi mau gimana lagi?" Itu jadi suara hati banyak orang. Kata orang di jaman edan ini, kalau ga ikutan edan, ya gak bisa bertahan hidup.
Tiba-tiba angin segar bertiup dari Solo. Seorang tukang mebel, yang entah gimana bisa jadi Walikota Solo, kemudian digadang-gadang menjadi Calon Gubernur DKI. Ketika sang Tukang Mebel ini jadi Gubernur DKI, dia dan wakilnya, sepakat tidak korupsi, sepakat mau kerja keras, dan karakter mereka yang saling melengkapi, saling hormat dan saling support, membuat Indonesia ternganga. Harapan akan masa depan Indonesia yang seakan sudah mau pupus, bangkit lagi. Tapi, sewaktu banyak orang yang berharap Jakarta jadi lebih baik, ada segelintir orang dengan wawasan jauh ke depan, malah ingin lebih.
"Ini saatnya", batin mereka. "Ini dia, calon Presiden kita."
Lalu, lobi-lobi politik, gerakan-gerakan yang murni karena cinta bangsa, bangkit. Mereka meminta supaya orang ini, Tukang Mebel dari Solo dijadikan calon Presiden. Bahkan partai pemiliknya pun masih perlu diyakinkan. Karena campur tangan Tuhan, Ketua Umum Partai dengan penuh kebesaran jiwa, dan demi mencapai masa depan bangsa Indonesia yang cerah, beliau merestui. Lalu, kita menjadi saksi sejarah, begitu banyak relawan, orang-orang dari kalangan menengah yang biasanya benci politik, malahan jadi relawan. Astaga! Ternyata bukan hanya kita, mereka juga ingin perubahan, ingin Indonesia bangkit!
Sejarah mencatat, Tukang Mebel jadi Presiden. Dan dia jadi Presiden yang rendah hati, merakyat dan bekerja hanya untuk rakyat. Memang tidak semua keputusannya 100% tepat, tetapi, karena dia tulus, rakyat menerima. Rakyat ikutan ikhlas.
Ketika Tukang Mebel menjadi Presiden, wakilnya, seorang etnis minoritas, menjadi Gubernur DKI. Banyak orang menyepelekannya. Tetapi, orang ini, hahaha, nyalinya gede banget. Dia tidak takut mati! Beneran! Kelompok pencari persenan tender klepak klepak, lari tunggang langgang. Dan dia juga bekerja untuk rakyat. Ini juga orang hebat. Dia tahu, di Jakarta, semuanya sudah terkontaminasi dengan KKN. Ketika berhadapan dengan korupsi, meski yang kecil-kecil, dia tidak mau kasih poin. Dia hajar! Mungkin inilah pemimpin paling 'gila' yang pernah ada. Hahaha....
Kalau kita palingkan kepala kita ke sebelah timur Jakarta, kita melihat ternyata di Bandung pun, ada tokoh yang sama hebatnya, seorang walikota yang tidak pernah segan-segan terjun ke masyarakatnya. Yang prinsipnya juga kerja, kerja, kerja hanya untuk rakyatnya. Yang mencintai rakyatnya, ga tanggung-tanggung. Dia santun dan tegas. Penuh kharisma dan bijak. Dia kuat.
Di Jawa Tengah, ada seorang Gubernur yang baik. Yang santun, tetapi kalau lagi marah, wah, bawahannya bisa kalang kabut. Dia bekerja untuk rakyatnya. Dia orang yang pandai. Dia membawa angin perubahan yang segar. Kekuatannya timbul karena dia mau membela rakyatnya. Dia juga hebat.
Lebih ke timur lagi, ada seorang ibu-ibu. Seorang wanita yang kalau kita tidak kenal, tidak yakin kita, dia akan jadi pemimpin yang tangguh. Seorang yang kelihatannya sama dengan ibu rumah tangga biasa. Tapi, tunggu dulu, dia bukan orang sembarangan. Rakyat berdiri di sampingnya, di depannya dan di belakangnya. Karena dia bekerja untuk rakyat, rakyat juga menjaga dia. Indahnya melihat kasih antara Pemimpin dan Rakyat. Luar biasa, ini orang hebat.