Oleh Dr. dr. Muh. Nasir Ruki Al Bugisy, S.Si, M.Kes, Apt, Sp.GK, CAHR, CELM, COCM, FIHFAC
Â
Kehadiran anak adalah momen penting yang sangat nantikan bagi mereka yang mengharapkan penerus kehidupannya. Hamil adalah momen yang menggembirakan baik bagi sang ibu, ayah maupun seluruh keluarga besar. Karena sebentar lagi sosok yang tercinta akan segera hadir di tengah-tengah keluarga.Â
Namun kita harus menyadari, bahwa ibu hamil membutuhkan gaya hidup sehat agar sang calon bayi mendapatkan kesempurnaan fisik serta kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan spiritual dikehidupan panjangnya kelak.
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur dan sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat drastis. Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri atas ovulasi pelepasanovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi implasi pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai kehamilan matur/atern.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan menghadapi masalah gizi. Hal ini berhubungan dengan proses pertumbuhan janin sebagaimana dijelaskan di atas dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilannya. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi, protein, vitamin dan mineral untuk mendukung pertumbuhan janin dan proses metabolisme tubuh.
Selama kehamilan kebutuhan gizi akan mengalami peningkatan setidaknya 300 kalori perhari. Meskipun telah banyak edukasi diberikan pada ibu hamil, nyatanya sampai saat ini masih banyak ditemukan ibu hamil yang memiliki masalah pada gizi, khusunya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik atau KEK.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian malnutrisi pada ibu hamil dan kesehatan janin yang dikandungannya. Hasil penenlitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan keluarga ibu hamil terhadap status gizi ibu pada masa kehamilan.
Penilaian status gizi ibu hamil dapat dilakukan dua cara yaitu penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung. Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LiLA, dan mengukur kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.
Pengukuran LiLA yang dilakukan pada kelompok wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil adalah salah satu cara deteksi dini mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK). KEK merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan energi dan protein dalam waktu yang lama (menahun).
Pengukuran LiLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LiLA dapat dilakukan oleh masyarakat awam karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Tujuan pengukuran LiLA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu dan masyarakat umum. Tujuan tersebut meliputi:
- Mengetahui risiko KEK pada ibu hamil maupun calon ibu untuk menapis wanita yang berisiko melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR);Â
- Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam penanggulangan KEK;
- Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak;Â
- Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK;Â
- Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK. Pengukuran LiLA dengan menggunakan pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm dan ambang batas LiLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila kurang dari 23,5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR. BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.