Mohon tunggu...
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Dokter

Professional Medicine, Apoteker, Nutrition and Leadership

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anemia Kekurangan Zat Besi (1)

22 Februari 2024   20:50 Diperbarui: 24 Februari 2024   06:05 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Terkadang belum jelas didapatkan tanda-tanda anemia, kekurangan zat besi sudah bisa menyebabkan akibat-akibat yang buruk pada tubuh, maka seyogianya perlu mendeteksi kekurangan zat besi sedini mungkin.

Bentuk zat besi dalam tubuh

          Terdapat empat bentuk zat besi dalam tubuh yaitu :

  • Zat besi dalam hemoglobin
  • Zat besi dalam depot (cadangan) terutama sebagai feritin dan hemosiderin.
  • Zat besi yang ditranspor dalam transferin.
  • Zat besi parenkhim atau zat besi dalam jaringan seperti mioglobin dan beberapa enzim   antara lain sitokrom, katalase, dan peroksidase.

Kompartemen zat besi dalam tubuh.

Sebagian besar zat besi terikat dalam hemoglobin yang berfungsi khusus, yaitu mengangkut oksigen untuk keperluan metabolisme dalam jaringan-jaringan. Sebagian lain dari zat besi terikat dalam sistem retikuloendotelial (RES) di hati dan sumsum tulang sebagai depot besi untuk cadangan. Sebagian kecil dari zat besi dijumpai dalam transporting iron binding protein (transferin), sedangkan sebagian kecil sekali didapati dalam enzim-enzim yang berfungsi sebagai katalisator pada proses metabolisme dalam tubuh. Fungsi-fungsi tersebut diatas akan terganggu pada penderita anemia kekurangan besi.

Proses metabolisme zat besi digunakan untuk biosintesa hemoglobin, dimana zat besi digunakan secara terus-menerus. Sebagian besar zat besi yang bebas dalam tubuh akan dimanfaatkan kembali, dan hanya sebagian kecil sekali yang diekresikan melalui air kemih, tinja dan keringat.

Penyerapan zat besi dalam tubuh dan faktor yang mempengaruhi

Zat besi diserap dalam bentuk ion Fe++ terutama di usus halus bagian diduodenum dan jejenum, Penyerapan akan lebih baik dalam suasana asam . Ada 3 faktor penting yang mempengaruhi penyerapan zat besi :

  • Faktor dari dalam tubuh (endogen)
  • Bila jumlah zat besi yang disimpan dalam depot berkurang, maka penyerapan zat besi akan bertambah dan demikian pula sebaliknya.
  • Bila proses pembentukan sel darah merah di dalam sum-sum tulang meningkat, maka penyerapan zat besi akan bertambah dan demikian pula sebaliknya.
  • Bila kadar Hemoglobin berkurang, maka penyerapan zat besi akan bertambah dan demikian pula sebaliknya.
  • Faktor dari luar tubuh (eksogen)
  • Komposisi zat besi dalam bentuk Fe++ atau Fe+++ yang didapati dalam sumber makanan.
  • Sifat kimiawi makanan yang dapat menghambat atau mempermudah Penyerapan zat besi.

Vitamin C mempermudah penyerapan zat besi karena dapat mereduksi dari bentuk feri (Fe++) ke bentuk fero (Fe+++), vitamin E menaikkan penyerapan zat besi karena dapat merangsang proses pembentukan sel darah merah di dalam sum-sum tulang (eritropoisis), sedangkan kalsium, fosfor dan asam fitat menghambat penyerapan zat besi, karena zat zat tersebut dengan zat besi membentuk satu persenyawaan yang tidak dapat larut dalam air.

  • Faktor organ pencernaan
  • Sekresi pankreas menghambat penyerapan zat besi.
  • Asam lambung mempermudah penyerapan zat besi karena dapat merobah bentuk Fe+++ menjadi bentuk Fe++, disamping itu asam lambung mencegah terjadinya persenyawaan zat besi dengan fosfat yang dapat larut dalam air, maka pada penderita Akhlorhidria (produksi asam lambung sangat sedikit) dan penderita operasi pemotongan lambung (post gastrektomi) selalu dijumpai adanya kekurangan besi.
  • Gastroferin, yaitu suatu protein yang berasal dari sekresi lambung dapat mengikat besi. Pada anemia kekurangan besi dan atau kelebihan zat besi (hemochromatosis) kadar gastroferinnya berkurang.
  • Sel mukosa usus mempunyai kemampuan untuk menyenrap zat besi dengan teori yang dikenal sebagai "mucosal barrier", dimana sel mukosa usus dapat mempertahankan kadar ion ferro (Fe++) dalam sel dengan cara menjaga keseimbangan antara oksidasi-reduksi.

Penyerapan zat besi dalam mukosa usus dilakukan oleh suatu protein yang terdapat didalam dinding usus yang disebut apoferitin. Zat besi setelah terikat oleh apoferitin akan menjadi feritin, jika sel mukosa usus telah jenuh feritin maka zat besi tidak dapat diserap lagi oleh mukosa usus, sebaliknya pada keadaan anemia kekurangan besi dimana sel mukosa usus belum jenuh dengan feritin maka akan terjadi peningkatan penyerapan zat besi.

Gejala Klinis Anemia Kekurangan Zat Besi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun