Oleh: DR. Dr. Muh. Nasir Ruki Al Bugisy, S.Si, M.Kes, Apt, Sp.GK, FIHFAC, CAHR, CELM, COCM.
Menjadi tua itu pasti. Namun sejujurnya, tak ada satu orang pun yang ingin terlihat tua. Semua orang berusaha menjaga penampilannya agar tetap bugar dan awet muda. Segala cara dilakukan mulai dari menjaga pola makan, olahraga secara rutin sampai dengan melakukan perawatan khusus.
Perubahan lingkungan yang terjadi secara global, polusi udara yang meningkat, serta menipisnya lapisan ozon yang menyebabkan radiasi sinar matahari yang langsung mengena pada kulit manusia, diduga merupakan penyebab terjadi percepatan degenerasi sel yang pada gilirannya akan terjadinya penuaan dini.Â
Penyebab penuaan dini meliputi faktor keturunan, kejiwaan, kesehatan dan daya tahan tubuh. Selain hal tersebut, penuaan dini juga dipicu oleh adanya perubahan hormonal dan tingkat stres yang dialami seseorang. Pengaruh paparan sinar matahari, radikal bebas, merokok, mengkonsumsi minuman alkohol berlebihan, pola makan yang buruk dan posisi tidur.
Proses penuaan menyangkut penurunan fungsi organ-organ dalam termasuk paru dan jantung. Bertambah umur berarti benambah lama pula masa kerja paru, jantung, dan pembuluh-pembuluh darahnya. Hal ini menyebabkan kekakuan dan elastisitas menjadi menurun terlebih bagi para perokok atau para pekerja tempat-tempat yang udaranya terkena polusi akan terjadi pembengkakan paru (emphysema).
Â
Mendeteksi Sejauh Mana Proses Penuaan Dini Telah Terjadi
Untuk mendeteksi faktor-faktor yang berperan dalam proses penuaan dini agar dapat merancang terapi anti-aging yang sesuai dan mengevaluasi respon terapi yang diberikan, dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu:
1. Pemeriksaan Status Antioksidan
Walaupun tubuh dilengkapi dengan sistem antioksidan yang berfungsi untuk menangkal serangan radikal bebas, namun bila radikal bebas yang terbentuk jumlahnya berlebihan, tidak seimbang dengan kemampuan sistem antioksidan tubuh, maka diperlukan suplai dari luar.Â
Ada antioksidan yang diproduksi oleh tubuh, yang disebut sebagai antioksidan endogen, misalnya gluthation peroxidase (GPx), superoxidase dismutase (SOD), dan katalase. Sedangkan antioksidan dari luar tubuh (antioksidan eksogen), misalnya vitamin C, vitamin E dan beta karoten. Untuk mengetahui status antioksidan tubuh dapat dilakukan pemeriksaan SOD, GPx dan status antioksidan total (SAT).
2. Pemeriksaan Penanda Inflamasi
Terjadinya inflamasi (radang) di dalam tubuh, selain mengakibatkan sel-sel tubuh memproduksi senyawa-senyawa yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi dan bentuk sel-selainnya dengan akibat timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, kanker, syaraf dan autoimun, juga memicu penuaan.
Senyawa-senyawa yang diproduksi pada inflamasi itu, diantaranya adalah IL-6 yang merangsang hati memproduksi protein CRP. Karena itu, untuk mendeteksi adanya inlamasi (radang) dilakukan pemeriksaan IL-6, TNF-CX dan hs-CRP.
3. Keseimbangan Hormon
Semakin bertambah usia, maka tubuh akan kehilangan kemampuan mengatur keseimbangan hormon dengan presisi yang baik di mana terjadi penurunan hormon, penurunan efektivitas reseptor yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Hormon adalah zat aktif yang dilepaskan kelenjar buntu (endokrin) langsung ke dalam darah, yang secara khusus akan mengatur fungsi organ atau jaringan tubuh yang letaknya jauh dari tempat hormon tersebut diproduksi. Hormon berfungsi untuk mengkatalisa dan mengatur berbagai proses metabolisme tubuh, termasuk menghambat reaksi-reaksi yang merugikan tubuh.
Beberapa hormon spesifik yang berkaitan dengan proses penuaan adalah hormon pertumbuhan (growth hormon/GH), melatonin, DHEA (dehydroepiandrostenedion), testosteron, estrogen dan hormontiroid (TSHs, FT4).
- Pemeriksaan Growth Hormone (GH)/Insulin Growth hFactor-1(IGF-1)
 Penuaan ditandai dengan penurunan kadar hormon pertumbuhan (Growth Hormon/GH), atau sindrom defisiensi hyposomatropin yang menyebabkan pipi mengendur, kerutan wajah yang bertambah, rambut menipis, otot mengecel, letih, mudah mengantuk dan kelemahan lainnya. Untuk memastikan apakah gejala itu akibat defiesiensi GH, tetapi karena sekresinya berfluktuasi dilakukan pemeriksaan IGF-1 (Insulin-Like Growth Faktor-1) yang distimulasi.
- ProlaktinÂ
Pada proses penuaan terjadi peningkatan prolaktin, dimana peningkatan hormon ini sejalan dengan perubahan emosi dan stres. Peningkatannya akan diikuti oleh penurunan hormon testosteron pada pria. Peningatan hormon prolaktin juga sering disertai dengan timbulnya berbagai penyakit psikosimatis.
- Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Lutenizing Hormon (LH)
FSH berhubungan dengan permatogenesis pada pria serta perkembangan folikel ovarium dan estrogen pada wanita. Pada wanita penurunan LH dan FSH yang progresif seiring dengan bertambahnya usia pada wanita post-menopouse. Perubahan para FSH dan LH masih stabil hingga usia 70 tahun, baru pada usia 80 tahun secara bertahap menurun.
- Kortisol
Kortisol merupakan jenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal untuk meningkatkan fungsi respon tubuh terhadap suatu situasi tertentu. Hormon kortisol akan cenderung tinggi ketika kita dilanda stres, yang biasanya ditandai dengan perasaan cemas dan gelisah. Hormon ini mengalami perubahan yang tajam sepanjang hari, Pengukuran kadar hormon kortisol dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, atau air liur.
- Dehydroepiandrosterone Sulfat (DHEA-S)
Dehydroepiandrosterone Sulfat (DHEA-S) diproduksi oleh kelenjar supra-renal dan merupakan salah satu precusor hormon testosteron. Penurunan hormon DHEA-S biasanya akan berhubungan dengan penurunan kekebalan tubuh, dapat pula menyebabkan berkurangnya massa tulang (osteoporosis), kekakuan pembuluh darah koroner, kegemukan dan kelelahan kronis yang lain.
- Androstenedion
Androstenedion adalah androgen adrenal. Androstenedion sebagai prehormon  untuk estron dan estradiol serta testosteron.
- Estrogen      Â
Di dalam hati, estrogen menurunkan kolesterol LDL. Di dalam saluran cerna, estrogen melindungi dari kanker usus besa. Pada kulit, estrogen mencegah penuaan dengan meningkatkan turgor dan produksi kolagen dan mengurangi kerutan yang dalam.
- Progesteron
Diproduksi di tak, adrenal, testis, ovarium dan plasenta. Pada priaprogesteronberperan pada kebotakan dan fungsi prostat.
- Sex hormon Binding Globulin (SHBG)
SHBG mengikat testosteron. DHT dan estradiol dengan afinitas lebih besar dari pada ikatannya dengan DHEA, adrostenedion dam estriol. SHBG adalah glikoprotein plasma dan diproduksi oleh hati kemudian masuk kesirkulasi darah. Kadar SHBG jauh lebih tinggi pada anak-anak daripada orang dewasa.
- Pemeriksaan panjang telomere
Telomere adalah protein pada ujung kromoom yang terdiri dari susunan DNA berulang yang berperan sebagai tutup pada ujung kromosom dengan fungsi menjaga kromosom dari kerusakan dan memainkan peranan penting yang sangat signifikan pada proses penuaan.
Dengan mengetahui panjang telomere seseorang dapat mengetahui seberapa efektivitas usianya, mendeteksi dini penyakit kronis, pengelompokan risiko penyakit, pemantauan efektivitas program perubahan gaya hidup sampai efektivitas pengobatan aging.
Penuaan merupakan hasil dari penurunan jumlah ataupun fungsi dari sel. Setiap sel bereplikasi, telomere, yang merupakan struktur DNA, mengalami pemendekan sampai akhirnya mencapai satu titik tertentu di mana sel-sel tersebut tidakdapat bereplikasi dengan baik.
Â
Penulis adalah:
- Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Apoteker
- Staf Medis di RSUD Mulia-Puncak Jaya Papua