Oleh : DR. Dr. Muh. Nasir Ruki Al Bugisy, S.Si, M.Kes, Apt, Sp. GK., FIHFAC, CAHR, CELM, COCM
Apa itu Glutathione ?
     Mungkin banyak dari anda yang masih kurang familiar dengan jenis antioksidan yang satu ini.  Glutathione (Glutathione, GSH) merupakan antioksidan yang diperoduksi secara alami oleh hati dan sel-sel saraf di otak. GSH adalah tripeptida intraselular berbentuk Gamma-Levo-glutamil-L-sisteinil-glisina. Dengan berbagai kegunaan antara lain: detoksifikasi, antioksidan, pemeliharaan status thiol dan modulasi proliferasi sel, dikarenakan kemampuannya dalam meregenerasi diri setelah menangkal radikal bebas, glutathione juga dikenal dengan sebutan Master of Antioksidan.
     Senyawa glutathione juga dapat membantu memaksimalkan asupan vitamin E dan C di dalam tubuh, membantu mengeluarkan zat-zat beracun, serta memperlambat proses penuaan.Â
     GSH ini merupakan protein larut air yang merupakan antioksidan terpenting dalam tubuh karena berfungsi intraselular dan juga mempunyai kemampuan untuk mendaur ulang antioksidan yang lain seperti vitamin C dan E. Zat ini terbentuk dari 3 jenis asam amino, yaitu L-sistein, glisin, dan L-glutamat.
     GSH berfungsi sebagai antioksidan yang langsung menetralisir. radikal bebas (Reactive Oxygen Species/ROS) dengan cara berikatan dengan molekul radikal bebas sehingga terjadi detoksifikasi ROS, logam berat dan reaksi kimia berbahaya lainnya yang akhirnya dapat dikeluarkan dari tubuh.
Manfaat GlutathioneÂ
     Fungsi GSH yakni memperbaiki kerusakan oksidatif yang sudah terjadi di dalam tubuh. Kerusakan oksidatif dapat meningkatkan jumlah radikal bebas di dalam tubuh, yang dapat berimplikasi timbulnya ratusan penyakit di dalam tubuh seperti kanker, diabetes, penyakit jantung, Alzheimer, HIV/AIDS dan masih banyak lagi penyakit lainnya. Orang-orang yang menderita penyakit tersebut di atas mempunyai level Glutathione yang rendah dalam tubuh.
     Glutathione, baik dalam bentuk Glutathione tereduksi (GSH) maupun Glutathione teroksidasi (GSSG) bekerja dengan cara mengikat toksin membentuk suatu kompleks larut air yang akan diekskresikan melalui cairan empedu dan urin sebagai sampah metabolisme. Glutathione merupakan protein thiol (ikatan karbon dan sulfur) intraseluler yang ada di setiap sel tubuh kita.
Glutathione dikatakan sebagai antioksidan utama karena perannya dalam mendukung sistem pertukaran thiol dan juga perannya dalam regulasi aktivitas selular.
Tubuh kita selalu bergantung kepada Glutathione yang terdapat di setiap sel. Bila kadar Glutathione sel berkurang maka proses oksidasi tidak dapat diredam sehingga mekanisme pertahanan tubuh menjadi rapuh oleh peningkatan metabolisme yang bersifat asam dan hati tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal karena akumulasi toksin asam.
      Glutathione berperan besar sebagai antioksidan, meningkatkan aktivitas sel darah putih, meningkatkan imunitas serta detoksifikasi. Glutathione bekerja sebagai antioksidan dengan cara menetralisir radikal bebas dan juga berperan dalam mendaur ulang antioksidan jenis lain yang mempunyai efek yang sama.
     Glutathione melindungi setiap sel di otak, jantung, ginjal, mata, hati dan kulit dari efek berbahaya stress oksidatif. Ketika kadar Glutathione dalam tubuh sedang tinggi, tubuh akan mensintesa lebih banyak limfosit sehingga sistem imunitas kita jadi meningkat. Limfosit merupakan salah satu kelompok sel darah putih yang berfungsi untuk membersihkan dan mensterilisasi pro-oksidan dalam tubuh kita. Dengan demikian, semakin banyak Glutathione yang berada di sel maka semakin sehat jaringan tersebut.
     Fungsi utama Glutathione yang lain ialah mendetoksifikasi. Di lingkungan sekitar kita yang penuh dengan polusi, kita selalu terpapar oleh toksin asam yang akhirnya masuk kedalam tubuh kita.
      L-Glutathione bekerja menetralisir asam sehingga kadar asam menjadi turun dan terjadi keseimbangan asam basa didalam tubuh kita. Jumlah polusi yang terus meningkat sehari-hari membuat tubuh kita memerlukan lebih banyak Glutathione untuk menetralisir toksin asam dan menjaga fungsi tubuh kita supaya tetap dalam keseimbangan asam basa yang optimal.
     Glutathione menunjukkan efek yang berguna dalam proses detoksifikasi di hati, memperbaiki gejala penyakit Parkinson, pencegahan dan penatalaksanaan kanker, meningkatkan sistem imun, mencerahkan kulit, meningkatkan kelembutan dan elastisitas kulit serta mengurangi bintik-bintik hitam di kulit. Glutathione juga merupakan antioksidan poten dalam hal anti penuaan dan mencegah kerutan di kulit.
     Selain menangkal radikal bebas, Glutathione juga memiliki manfaat lain yang baik untuk tubuh. Diantaranya adalah: mencegah kanker, meringankan autism, mengoptimalkan insulin dalam tubuh, mencegah kerusakan sel, mengatasi gejala penyakit Parkinson, mengatasi gangguan pada usus besar.
Sumber Glutathione
      Glutathione secara alami dapat diproduksi oleh tubuh, tetapi zat ini juga banyak terkandung dalam berbagai makanan, seperti: daging merah, telur, susu, buah-buahan (seperti alpukat, jeruk, papaya, kiwi dan stroberi) sayuran yang mengandung sulfur (misalnya brokoli, kembang kol, bok choy, bawang putih, bawang bombay) kunyit, kacang.
     Sumber makanan yang dapat meningkatkan kadar glutathione dalam tubuh adalah makan yang banyak mengandung apigenin dan kaemferol. Apigenin terdapat dalam jumlah yang besar pada berbagai tumbuhan dan buah-buahan seperti seledri, bawang. Bunga kamomil, dan daun jeruk. Sedangkan bahan makanan yang kaya kaemferol adalah anggur, kulit apel merah, strawberry, jeruk, bawang merah, daun bawang, asparagus, the, gingko biloba, kacang-kacangan dan brokoli.
     Bila asupan makanan sumber glutathione kurang dalam menu harian Anda, maka kebutuhan akan Glutathione dapat dicukupkan dari suplemen yang direkomendasikan oleh dokter Anda.  Glutathion juga banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Sebagai antioksidan, manfaat Glutathione tentu tidaklah sedikit. Oleh karena itu, penting bagi anda untuk mencukupi asupan glutathione dengan mengonsumsi berbagai makanan sehat di atas.
Dosis Glutathione
     Meski dapat diproduksi oleh tubuh secara alami, seiring dengan bertambahnya usia. Anda memerlukan asupan glutathione dari luar, karena produksinya akan semakin berkurang.
     Anda disarankan berkonsultasi atau menggunakan resep dokter untuk menggunakannya dalam dosis yang tepat. Namun, tidak ada efek samping yang serius jika Anda gunakan dengan dosis glutathione oral dalam 500 miligram, selama dua kali sehari dalam seminggu.
     Penggunaan untuk kemoterapi dianjurkan sebanyak 600 miligram per hari dalam intramuskular di hari 2-5 kemoterapi. Secara intravena 1,5 gram sebelum kemoterapi. Untuk penggunaan terapi kesuburan pria, dosis yang dianjurkan sebanyak 600 miligram secara intramuskular setiap hari yang dilakukan selama dua bulan.
     Secara oral, dosis yang dianjurkan sekitar 50-600 miligram per hari, atau dikonsumsi 250 miligram oral dalam sehari. Penggunaan glutathione yang dihirup sekitar 600 miligram menggunakan nebulizer dalam dua kali sehari.
     Jagalah kesehatan sejak dini, jangan tunggu sampai sakit, karena kesehatan yang baik bukanlah sesuatu yang dapat kita beli. Namun, sesuatu yang dapat menjadi tabungan yang sangat berharga
Penulis adalah :
- Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Apoteker
- Staf Medis di RSUD Mulia-Puncak Jaya Papua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H