Mohon tunggu...
Ardianto P. Butarbutar
Ardianto P. Butarbutar Mohon Tunggu... -

Saya hanya seorang pria biasa yang ingin selalu berusaha bahagia dengan semua yang saya miliki saat ini. Saya sangat senang berbagi dengan teman-teman tanpa memandang perbedaan di antara kita, sebab setiap orang harus diperhatikan selayaknya sebagai seseorang. :) I love you all

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Awal Tugas SBY

31 Oktober 2009   14:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:29 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaiknya sebelum memulai kerja eksekutifnya yaitu 100 hari dan 5 tahun kinerja eksekutif pemerintahan, SBY harus memperbaiki terlebih dahulu sistem demokrasi (executive controller / pengawas eksekutif) di Indonesia



Saat ini Eksekutif Rakyat Indonesia sedang kekurangan system of control akibat oposisi yang tidak ada di DPR/MPR. Padahal DPR/MPR adalah Komisaris Rakyat Indonesia yang berfungsi sebagai Controller terhadap kekuasaan Eksekutif Pemerintahan.

Dan hal ini sangat berbahaya karena kekuasaan akan menjadi terlalu besar, Too big to be exist atau too big to fail. Controller dan pengawasan akan sangat minim sekali.

Ada pepatah, "Sistem yang baik akan menghasilkan orang yang baik. Sistem yang buruk akan menghasilkan orang yang buruk walau pada awalnya orang tersebut adalah orang yang baik."

Jadi selama sistem demokrasi, sistem kontrol dan sistem pengawasan terhadap pemerintah dari DPR/MPR dan oposisi tidak ada, jangan terlalu berharap kekuasaan akan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Karena ingatlah prinsip abadi, "power tendent to corrupt, absolute power corrupt absolutely". Sehingga dibutuhkan controller dan pengawasan (Komisaris Independen RI dan Komisaris yang berintegritas RI di DPR/MPR) terhadap jalannya Eksekutif Pemerintahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun