Kisah antara Ahok-Teman Ahok-PDIP telah memasuki babak baru, untuk sementara usai sudah 'cinta segitiga' diantara mereka, setelah beberapa waktu lamanya terjadi tarik-ulur. Ahok akhirnya berhasil digandeng oleh Teman Ahok. Ia memilih jalur independen dalam rangka menghadapi pilgub DKI tahun depan. PDIP yang selama Ahok menjabat sebagai gubernur selalu setia menemani, mendukung bahkan menjadi juru selamat ketika Ahok nyaris di impeachment oleh penguasa Kebon Sirih, secara mengejutkan ditinggalkannya. Menarik kita tunggu sikap dan langkah dari PDIP, siapakah yang akan menjadi gandengan baru PDIP pengganti Ahok? atau mungkinkah terjadi CLBK antara Ahok dan PDIP.
Sebelum kita simak tembang cinta yang kira-kira cocok untuk menggambarkan seputar hubungan Ahok-Teman Ahok-PDIP, inilah sekelumit kisah kasih Ahok di kancah perpolitikan di Indonesia. Bak kisah roman anak muda, Ahok yang konon katanya adalah pemuda slengean, apa adanya. Dia terlihat arogan, bicaranya berapi-api cenderung kasar, tidak punya sopan santun dan sok jagoan pula. Dia jelas tipe pria bad boy yang flamboyan, sekaligus playboy. Sebab itu banyak yang tidak menyukainya. Namun tidak demikian buat para gadis, justru gadis-gadis banyak yang jatuh hati kepadanya dan ingin menjadi kekasihnya. Buktinya, tak lama seusai pilpres 2014, sudah 3 gadis yang pernah menjadi kekasihnya.
Setelah putus dari Gerindra yang telah memberinya kursi wakil gubernur, ia memilih tidak masuk parpol. Meskipun begitu, dalam kenyataannya ia sangat dekat dengan PDIP sehingga tak heran orang menganggap hubungan Ahok dan PDIP seperti layaknya sepasang kekasih. Persoalan kemudian muncul menjelang Pilgub DKI dengan kehadiran orang ke-3, yaitu Teman Ahok. Seperti apa ungkapan hati diantara mereka bila dibahasakan lewat tembang cinta? Beginilah kira-kira :
1. Jangan Ada Dusta Diantara Kita (Broery & Dewi Yull/Rossa)
Vocal : Teman Ahok (bait 1 & reff) feat Ahok (bait 2)
Ketika pertama ku jumpa denganmu
Bukankah pernah ku tanyakan padamu, kasih
Takkan kecewakah kau pada diriku
Takkan menyesalkah kau hidup denganku, nanti
Â
Memang kau bukan yang pertama bagiku