Oalah le, le...ambune kok koyok bayi ae...
(Oalah nakk..nak...baunya kok kayak bayi aja...)
Hahaha...inilah kalimat yang sering diucapkan oleh mama saya setiap kali mencium bau saya yang berbalur minyak kayu putih. Minyak putih seringkali digunakan pada anak atau bayi sehabis mandi, karena itulah setiap saya menggunakan/berbau minyak kayu putih, saya dibilang seperti anak bayi.
Ya, saya sering dan hampir  setiap hari  memakai minyak kayu putih Cap Lang. Hampir semua yang terjadi pada tubuh saya solusinya satu, minyak kayu putih. Entah itu untuk perut kembung karena masuk angin, gatal karena gigitan serangga, cuaca yang dingin, atau hanya karena ingin mencium aromanya saja biar lebih rileks, saya selalu menggunakan Minyak Kayu Putih. Seperti ada yang kurang saja tanpa minyak kayu putih Cap lang. Memakai minyak kayu putih rasanya tidak sepanas mengoleskan balsam, namun masih tetap berasa hangat dan nyaman saat dipakai. Praktis tak ada hari tanpa olesan minyak kayu putih di badan saya.
Aktivitasku bersama Minyak Kayu putih Cap Lang
Dimulai dari pagi hari saat persiapan untuk kerja. Saya  menggunakan Minyak Kayu putih Cap lang untuk menghangatkan badan dan membuat nyaman. Tentu tidak dioleskan sebanyak pada anak bayi, hanya beberapa olesan di punggung dan perut, serta dibawah hidung agar tercium aromanya yang membuat nyaman. Saat itu yang saya gunakan masih minyak Cap Lang yang bukan aroma-terapi, sehingga tercium bau khas minyak kayu putih. Supaya tidak tercium oleh orang lain, saya memakai-kan parfum pada kemeja.  Hangatnya minyak kayu putih menemani perjalanan saya ke tempat kerja. Apalagi domisili saya yang berada di Malang, dimana terasa dingin saat pagi terlebih saat memasuki musim kemarau.
Pulang kerja, tubuh pasti terasa capek dan pegal semua. Minyak kayu putih-lah pilihan saya. Balsam terasa terlalu panas untuk dipakai, kecuali saat keseleo atau otot terasa benar-benar kaku baru saya menggunakan. Untuk keseharian setelah kerja, badan yang capek terasa lebih nyaman saat dioleskan minyak kayu putih. Hangatnya membantu mengurangi efek dingin setelah mandi dan mengurangi kekakuan otot karena seharian bekerja. Apalagi bila pulang kerja kehujanan atau pulang dengan kondisi hujan di jalan. Walau sudah memakai mantel, pulang ke rumah melalui hujan membuat badan  terasa hangat seakan peringatan sebelum sakit flu. Segeralah saya melaksanakan protap (prosedur tetap). Mandi air hangat (jika tak malas) - ganti baju - pakai minyak kayu putih - pakai baju hangat - minum susu panas.
Namun ada kegunaan lain yang saya suka dari Minyak kayu putih cap lang. Sebagai Dosen (walau masih dosen muda), pekerjaan selalu ada walau sudah tidak berada di kantor. Entah itu sekedar menyiapkan materi untuk pengajaran besoknya, memeriksa tugas mahasiswa di email, atau membuat laporan-laporan dosen, Saya lagi-lagi sering memakai minyak kayu putih Cap Lang. Bukan saja untuk mencari kehangatannya, tapi karena suka saja memakainya. Seperti secangkir kopi, menggunakan minyak kayu putih Cap lang terasa nyaman menemani saya mengerjakan tugas-tugas kantor.
Kalau mungkin keluarga lain membeli minyak kayu putih berukuran kecil karena hanya untuk keperluan tertentu saja, maka di keluarga kami membeli yang ukuran besar 210 ml, dan botolnya selalu terletak di kamar saya. Karena kalau membeli yang kecil tidak cukup untuk penggunaan seperti saya, yang selalu menggunakannya hampir setiap hari bahkan untuk hal kecil yang mungkin orang lain tidak menggunakan minyak kayu putih.
Kayu putih Aromatherapy