Sinar X atau yang biasa disebut juga dengan X-ray merupakan salah satu radiasi elektromagnetik. Sinar X ini termasuk dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi. Dalam bidang kedokteran, X-ray dimanfaatkan untuk menghasilkan pencitraan diagnostik yang sangat berperan penting untuk membantu dokter dalam mendiagnosis pasiennya.
Nah, apakah salah satu dari kalian pernah menjalani pemeriksaan diagnostik seperti rontgen, ct-scan dan lain sebagainya? Disini kita akan membahas mengenai sinar X lebih lanjut.
Pemeriksaan X-ray ini pada umumnya dilakukan untuk melihat atau mendapatkan gambaran dari bagian dalam tubuh, contohnya yaitu tulang, sendi, jantung, paru-paru, dan organ dalam tubuh lainnya. Selain itu, prosedur X-ray juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit seperti kanker payudara, infeksi paru-paru, infeksi saluran pencernaan, pembesaran jantung pada pasien, hingga mendeteksi benda yang masuk ke dalam tubuh secara tidak sengaja.
Akan tetapi, apakah kalian tahu bahwa sinar X juga dapat menimbulkan efek yang berbahaya pada penerimanya apabila dilakukan secara terus menerus? Radiasi sinar-X dapat menyebabkan genetik dan efek somatik. Efek genetik merupakan efek yang dirasakan oleh keturunan dari penerima paparan radiasi. Sedangkan efek somatik meupakan efek radiasi yang dapat langsung dirasakan oleh penerima paparan radiasi. Untuk efek somatik sendiri dibagi menjadi dua, yaitu efek stokastik dan efek deterministik. Pada efek stokastik, dampaknya tidak langsung dirasakan melainkan akan muncul dalam jangka panjang, contohnya yaitu kanker. Berbeda dengan efek stokastik, efek deterministik akibat radiasi dapat timbul secara langsung atau selang beberapa minggu pasca terpapar, contohnya eriteman (kulit memerah), epilasi (rontoknya rambut), luka bakar. Â
Mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dai sinar X, maka perlu dilakukan prosedur proteksi radiasi untuk melindungi pasien, dokter, maupun operator sehingga dapat  memperkecil  efek yang dapat ditimbulkan  oleh radiasi sinar-X itu sendiri.
Terdapat tiga prinsip proteksi radiasi, yang pertama yaitu justifikasi dimana paparan radiasi yang diterima pasien harus lebih banyak manfaatnya dari pada akibatnya. Kedua, optimalisasi yaitu paparan radiasi harus seminimal mungkin. Dan yang ketiga terdapat limitasi, yaitu dosis efektif harus dibatasi sesuai dengan ambang dosis yang direkomendasikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H