Saat ini kita pasti sudah tidak asing dengan fakta bahwa universitas adalah salah satu ruang lingkup yang lingkungannya kaya akan budaya, suku, agama, ras, dan golongan. Keberagaman ini bukan hanya menjadi ciri khas, tetapi juga merupakan aset berharga yang dapat memperkuat identitas bangsa maupun identitas universitas tersebut. Namun, keragaman ini juga membawa tantangan, termasuk potensi munculnya intoleransi. Intoleransi dapat dianggap sebagai ancaman yang merusak persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat yang beragam. Lalu, Apa itu Intoleransi?  Intoleransi adalah sikap yang bertentangan dengan prinsip-prinsip toleransi, di mana individu atau kelompok tidak dapat menerima perbedaan keyakinan, baik dalam hal agama maupun budaya. Hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan konflik yang merugikan masyarakat atau sebuah instansi secara keseluruhan. Di Indonesia, meskipun terdapat toleransi yang tinggi terhadap keragaman etnis, survei menunjukkan bahwa toleransi terhadap perbedaan agama masih rendah serta perbedaan warna kulit dan etnis.
Berikut gejala tindakan intoleransi dalam lingkup universitas yang sering kami temukan
1. Seseorang dengan bangganya mentertawakan seorang atau teman dalam sebuah kelompok karena di rasa bahwa mereka memiliki perbedaan warna kulit dan berasal dari sebuah suku yang berbeda dengan dirinya. Hal ini di anggap lucu oleh sebagian orang padahal dalam kenyataanya ini merupakan sebuah tindakan intoleransi pada seseorang dengan mencemooh mereka.Â
2. Terkadang perbedaan bahasa yang bisa menjadi kekayaan budaya seringkali menjadi pemicu tindakan intoleransi di kampus dengan perilaku seperti mengejek atau mempermainkan bahasa orang lain yang dapat menciptakan rasa tidak nyaman.Â
3. Sikap sombong yang membawa ke tindakan etnosentrisme saling merasa bahwa adat budaya ataupun dirinya lebih baik.
4. Tidak menghargai perbedaan pendapat seseorang yang menyebabkan takut untuk mengungkap sebuah pendapat.Â
5. Memberi stereotip atau label pada sebuah suku atau kelompok dan bias terhadap suatu hal.
    Intoleransi dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk seperti kekerasan fisik, perlakuan yang tidak adil, pembatasan akses pada sebuah kelompok dan diskriminasi terhadap mereka. Seseorang yang melakukan tindakan intoleransi akan kesulitan untuk menghargai dan cenderung abai terhadap eksistensi dari sebuah perbedaan terkadang juga berlaku perilaku diskriminatif terhadap mereka.Â
    Keberagaman suku, ras, agama, dan golongan di Indonesia ataupun di universitas dapat memunculkan sikap etnosentrisme, di mana individu atau kelompok merasa bahwa golongan mereka lebih unggul dibandingkan yang lain. Sikap ini sering kali berujung pada intoleransi, yang merupakan tantangan serius bagi masyarakat kita.Â
    Sikap intoleransi ini muncul karena pengaruh media sosial, pemikiran yg tidak terbuka dan seringkali akan memunculkan konflik. Padahal Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagamannya suku, ras, agama, adat istiadat, warna kulit, bahasa dan golongan.
     Perlu diingat bahwasanya, pentingnya pemahaman sikap toleransi dalam keluarga, lingkungan sekitar, maupun bernegara. Dalam ruang lingkup Universitas yang kaya akan keragaman, sangat di pertimbangkan pentingnya pendidikan multikultural dalam menjaga toleransi bangsa yang kian terasa mulai terkikis. Banyaknya perbedaan pendapat dan pemikiran dari luar yang mempengaruhi pemikiran generasi bangsa akibat globalisasi pun patut kita waspadai.