Malam melengkapi kesepianku. Dimana rasa yang pernah ada. Kini hilang tertutup kerinduan yang tengah menerpa. Â Semua tak berarti, bahkan jika dia tahu rasa ini.
Kemana kaki ini harus melangkah. Semua terlihat sama, penuh paku dan jalan terjal. Hatiku tak lagi kuat melihat kenyataan ini. Dimana rindu lebih berkuasa daripada benci.
Ingin kuberkata pada dunia. Apalah arti semua ini? Usaha dan perasaanku yang kuberikan hanya padanya terbuang percuma. Bahkan sampah saja akan lebih dihargai daripada perjuanganku selama ini.
Jika ku tahu mencintainya akan sesakit ini. Tak akan kucintai dia dengan separah ini. Tapi hati ini tak mudah kukendalikan. Hati yang terlalu rapuh untuk mencintai tanpa henti.
Burung di sarang akan pergi mencari makan. Katakpun pergi mencari air kehidupan. Baiklah aku akan pergi dari cinta dan engkau. Biarlah aku hidup bahkan tanpa dirimu di sampingku.
Cinta pergilah engkau dengan sukarela. Rinduku kini berada di  balik selimut malam. Kukekang dalam jeruji benci yang kokoh. Takkan kusesali apa yang terjadi, kuiklaskan dirimu walau tak bersama diriku.
Maaf bila aku telah mencintaimu tanpa henti. Selamat tinggal cinta. Selamat tinggal dunia. Kutunggu kau dalam kesenangan akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H