Rasanya memang rada telat untuk mengomentari berita satu iniyang sempat heboh satu minggu kemarin. Tetapi tidak apalah telat daripada tidak sama sekali.
Pelaksanaan UN yang sudah terlaksana dari beberapa tahun belakangan ini, masih saja jauh dari kesan sempurna. Setiap tahunnya selalu saja ada masalah yang mengiringi pelaksanaan Ujian yang paling dianggap keramat oleh pelajar ini. bak peribahasaselalu Jatuh ke lubang yang sama, tidak ada perubahan, lalu bagaimana dengan peningkatan? Rasanya masih sekedar harapan.
Kemunculan nama Jokowi di soal UN SMA ini membutikan masih lemahnya sistem yang menangani UN ini. lemahnya pengawasan membuktikan komponen yang terdapat dalam sistem tersebut belum berjalan maksimal. Soal yang perumusannya telah dikerjakan enam bulan lalu dan tidak berbarengan dengan euphoria pesta demokrasi faktanya masih bisa terjadi kecolongan yang merujuk pada pencintraan politik. semuanya sudah terjadi, pelaksanaan UN nya pun telah berjalan. Tidak perlu ada salah menyalahkan. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi pemerintah khususnya Kemendikbud untuk lebih memperhatikan setiap komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan ujian nasional ini. Semoga di pelaksanaan ujian nasional untuk tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah dasar tidak bermunculan nama-nama yang ingin mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di Indonesia yang lainnya.
Sekian opini dari seorang penulis amatir yang masih banyak belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H