Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kata-kata ini pertama kali saya dapatkan waktu saya duduk dikelas dua SD. Ibu guru yang mengibaratkan hal ini dengan seikat sapu lidi, semakin banyak lidi yang terikat maka semakin kuat pula sapu lidi tersebut. Semakin sedikit lidi yang terikat maka kemungkinan patahnya semakin besar.
Begitu juga halnya Indonesia anak-anak (menirukan gaya Ibu guru saya di SD), yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang multikultural atau terdiri dari banyak suku. Jika semua suku bangsa itu disatukan maka akan membentuk satu kesatuan yang kokoh dan sulit untuk dipatahkan.
Lalu teman saya, sebut saja namanya Robi (alhamdulillah masih Ingat) bertanya pada Ibu guru. Bagaimana cara mengikatnya bu? Lalu ibu guru menjawab, ikat dengan menumbuhkan nasionalisme nak!
Nasionalisme sendiri ituartinya apa bu ? jawab Robi
Nasionalisme itu maksudnya kesadaran untuk cinta tanah air nak,maknanya adalah persatuan dan kesatuan. Untuk mencintai tanah air ini kita tidak memerlukan status kita terlahir dari suku apa, ras apa. Jadi saat kita sudah tumbuh rasa nasionalisme, maka kita akan mencintai negara ini. Saat kita sudah mencintai negri ini, maka perbedaan bukanlah hal yang membuat kita terpecah belah. Saat kita sudah mencintai negeri ini maka kita akan bersatu, dan akan menjadi satu kesatuan yang kokoh. Seperti halnya sapu lidi yang Ibu guru katakan tadi.
semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H