Mohon tunggu...
Antik Safitri
Antik Safitri Mohon Tunggu... -

Karyawati sebuah Badan di luar Kepresidenan, dengan kegemaran berdiskusi dan membicarakan sastra dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan yang memudahkan langkah menuju peradaban ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duri

12 November 2010   03:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:41 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi

Menara yang sudah dibangun tinggi ini harus roboh.

Menara yang tinggi karena fondasi mimpi yang terlalu kuat

Bahkan terkesan muluk

Tahukah kamu bahwa aku menyelipkan satu rasa lagi dalam fondasi ini?

Yang terpaksa harus kucabut kembali dan membuat semuanya

roboh sia-sia ketika kau menyulapnya menjadi duri.

Aku tak kan minta maaf

karena aku lebih mencintai diri sendiri

biarlah duri itu terbang ditelan angin

dan luka ini berbuah nanah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun