Mohon tunggu...
Antik Darmiasih
Antik Darmiasih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ibu rumah tangga dengan 2 anak

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalamanku Menyapih, Sungguh Luar Biasa

6 Oktober 2013   22:05 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 24206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi seorang ibu menyusui, saat menyapih anak mungkin adalah saat saat yang cukup berat untuk dilakukan, bisa di bayangkan,si kecil yang biasanya gelendotan tiba-tiba harus di lepaskan dari kebiasaannya selama kurang lebih dua tahun. Demikian juga yang terjadi padaku.

Setelah fase menyusui yang Alhamdulillah bisaaku lalui dengan lancar , maka fase menyapih adalah fase sulit lainnya yang harus aku lalui. Di desa tempat aku tinggal sudah biasa dilakukan menyapih dengan cara pergi ke orang pintar/dukun agar anak lupa tidak menyusu,atau mengoles sesuatu pada payudara agar anak tidak mau menyusu, maka sering sekali aku temui,pada tetanggaku yang sedang menyapih anaknya, anak jadi rewel, tiap malam sellau terdengar tangisan, dari tetanggaku yang menyapih anaknya dengan cara-cara tersebut.Dari sebuah dokumen yang aku baca di grup Tambah Asi Tambah Cinta (yang aku temukan di facebook) aku menemukan cara menyapih tanpa menyakiti perasaan anak,tanpa kerewelan anak juga tidak membuat payudara ibu menjadi bengkak karena tidak di susu.

Berbekal pengetahuanku dari membaca dokumen di grup Tambah Asi Tambah Cinta itulah, maka sejak usia dua puluh bulan aku mulai mengajak yasmin putriku berkomunikasi, dengan mengatakan bahwa dia sudah besar, ndak boleh mimik bunda lagi, eh saat pertama kali aku bilang begitu aku ingat betul dia langsung melepas mulutnya yang sedang nenen sambil membesarkan matanya setelah itu dia nenen lagi,demikian seterusnya, saat di bilang dia sudah besar ndak mimik bunda,mimiknya jadi lebih kenceng, tapi aku tenang saja karena aku memang bertekat menyusui dia sampai sebosannya saja, selain itu aku juga mencobanya untuk mulai mengurangi kegiatan menyusuinya, selama ini kalau aku tinggal kerja, dia menyusu aku jam delapan pagi maka dia akan segera mimik asi lagi saat aku pulang kerja sekitar jam setengah satu siang, biasanya aku menawaria dia, tapi mulai aku coba untuk tidak menawarinya, sukses baru minta mimik asi sekitar jam empat sore, demikian terus aku lakukan aku tidak menawari dia mimik asi kalau dia tidak minta, kalau aku bilang lagi bahwa dia tidak mimik bunda soalnya mau sekolah maka akan dia jawab “mimikbunda thok”, ndak mempan ternyata kata-kataku,hehe..

Tetapi saat usianya 2 tahun lebih satu bulan tepatnya tanggal 18 september, ada kejadian yang mengawali proses menyapih ini., waktu itu pagi hari setelah kegiatan di dapur selesai, aku menunggui dia di depan televisi, tiba – tiba dia menunjuk dadaku dan bilang” bunda bajunya kenapa” dan kulihat ternyata tepat didadaku kena tetesan kecap yang tidak aku ketahui,iseng iseng aku bilang” wah bajunyabunda kena cabe ini dik, ini pasti nyonyoknya pedes( dia bilang nyonyok kalau mau mimik asi)” “ pedes bunda” aku mengiyakan, lalu dia menirukan gaya orang kepedesen dan ketika aku sambil bergurau bilang “ mau nyonyok tah dik” dia menggelengkan kepala sambil bilang pedes, saat aku berpura-pura memaksa, dia tetap bilang pedes,maka mulai hari itulah proses penyapihan itu berlangsung.

Hari itu dia ikut ke kantor, aku biarkan saja biasanya saat aku tinggal kerja dia bersama neneknya, di kantor saat waktunya tidur dia sukses tidur tanpa mimik asi, malamnya dia masih mimik asi tapi hanya sebentar.

Hari ke dua,saat tidur siang dan malam dia masih mimik asi i, hari ke3 tidur siang sukses ndak mimik asi eh saat tidur sore dia masih mimik asi,hari ke empat sukses sehari semalam tanpa asi, dia hanya memeganya saat mulai mau tidur. Hari ke lima saat tidur siang dia masih mimik asi agak lama tapi malam sukses tidur tanpa mimik asi, semua proses itu aku lalui tanpa terdengar tangisan atau kerewelan yang lain, sama sekali tidak ada acarabegadang semalaman karena dia rewel, Alhamdulillah sampai sekarang sukses dia ndak pernah minta mimik asi lagi, Dia sudah bisa bilang “ adik sudah besar,adik ndak mimik bunda, adik anak hebat”..senang, bahagia tapi ada juga ada kesedihan di sana,teringat saat awal-awal dia tidur sambil menempelkan pipinya pada payudaraku maka air mataku juga menetes.

Itulah pengalamanku menyapih tanpa ada tangisan atau kerewelan yang lain,mungkin ini bukan metode WWL murni karena masih ada unsur menakut nakuti di sini, tapi yang terpenting bagiku aku sudah berhasil menyapih buah hatiku tanpa menyakiti perasaannya, tanpa membuat dia merengek-rengek, dia sukarela untuk tidak menyusu karena dia anak hebat, seperti yang selalu dia bilang, “adik ndak mimik bunda,adik anak hebat”

Desa Kandangtepus, minggu,06 Oktober 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun