Mohon tunggu...
Ahmad Dhani
Ahmad Dhani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

http://livebeta.kaskus.us/profile/4036780 Mari Kasih Ane Cendol gan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Itu Naluri, Tidak Bisa Dibeli dengan Logika atau Emosi

12 April 2013   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:18 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul 09.20 AM, akupun masuk kekelas menuju sebuah kursi yang berada dekat pojok karena aku tidak tertarik dengan yang namanya belajar. 09.30 AM dosen pun masuk keruangan dan memberikan ceramah khasnya yang tentu saja sangat bermakna dan berbeda dengan perkataan para politisi penikmat nafsu yang Cuma lulus kuliah dengan uang. Dengan bosan aku mendengarkan ceramah pak dosen itu wajahku teralihkan pada bidadari cantik, orng yang paling pinter di angkatan kami, namanya Mawar. Wajahnya yang polos, cantik serta tubuh yang sempurna membuat setiap para lelaki tergoda apalagi aku. Apakah ini yang namanya cinta ?

Pulang dari kuliah tidak lupa aku menaruh senyum padanya berharap dia akan jadi miliku, aku memberikan perhatian padanya dengan cara berbeda. Jika kumbang lain memberikan sesuatu yang lebih yang special pada dia maka aku Cuma memberikan apa yang aku mau beri dengan batasan, mungkin karena aku takut perasaan ini tidak terbalas atau Cuma merasa kalak saingan dengan kumbang yang lain.

Besoknya aku kembali kekampus dengan bosannya, namun seorang wanita cantik yang putih, keibuan dan ideal membuatku merasa nyaman dan tenang, siapakah dia? Dia adalah Melati, dia tidak sepintar Mawar tapi sikapnya sangat bagus bahkan tidak pernahaku meliat dia marah-marah saat menghadapi masalah seperti apa yang dilakukan Mawar, duh melati… lelaki mana yang tidak mau menjadikanmu sebagai seorang istri.

Hari-hari kulalui dengan penuh harap … mendapatkan Mawar si cerdas nan sexy atau Melati si cantik yang keibuan, fuuh … sepertinya itu semua Cuma khayalan… aku bukanlah Ariel yang berhasil membuat video porno dengan Luna Maya dan Cut Tari, aku bukanlah Eyang Subur yang bisa memberikan Mobil dengan mudahnya, aku bukanlah Andika Kangen Band yang bisa mendapatkan cewek-cewek model. Si mawar dengan beribu kumbang yang bersaing dan si Melati yang memang sudah punya Kumbang di hatinya akun Cuma bisa tersenyum dengan hati yang Poker Face.

Semester demi semester berlalu munculah seorang cewek lain dihati saya, cewek modis yang fashionable cetakan kelahiran 1994 yang hidup di kota, wowh… tubuh yang langsing dan putih dengan wajah yang imut mengingatkan saya pada film-film biru yang pernah saya liat. But wait ….

Aku sudah dewasa aku bukan lagi ababil dan aku bukan lah binatang, aku harus punya prinsip aku harus punya standar, wanita yang akan kujadikan sebagai pasanganku adalah calon ibu yang menjadikan anak-anakku orang hebat, aku harus berkorban… untuk tidak melakukan hal-hal aneh dan bersikap dewasa saat memilih pasangan, aku tidak akan hidup selamanya, aku punya firasat kalau aku akan meninggal leih dulu dari siappun aku harus menyediakan ibu yang shalehah untuk anak-anakku.

Dari cerita diatas kita tau Cinta antara manusia Cuma berasal dari Naluri, jangan disamakan dengan Cinta kepada Tuhan, Nabi, Agama dan Orang tua yang tentu saja berada jauh tingkatannya daripada Cinta antara Manusia, jika Cinta kepada Tuhan adalah keharusan dan nilainya surga, apakah cinta terhadap pasangan tidak penting? Tentu saja penting karena suatu saat kita akan sadar dan merasa kalau kita hidup didunia ini seperti pincang tanpa adanya pasangan.

Cinta berasal dari naluri, sudah Naluri pria untuk mencintai wanita yang Cantik, Sexy, Dewasa, Menarik maupun keibuan. Namun kita harus pnya kedewasaan, kita mengontrol naluri kita dengan kedewasaan kita agar tidak Cuma menjadi sebuah nafsu. Dunia ini pilihan, terlalu banyak pilihan sampai kita muak namun pilihlah sebuah pilihan yang akan berfungsi dimasa depan baik itu dunia ataupun akhirat

Sebelum artikel ini berakhir bacalah ini:

"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Surat Yusuf ayat 53

Ibnul Qayyim berkata: "Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah ditulis atas anak Adam bagiannya dari hal zina yang akan ditemui dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Zinanya mata adalah melihat, zinanya telinga adalah mendengar, zinanya kaki adalah berjalan, dan zinanya hati adalah keinginan dan berangan-angan, dan semua itu dibenarkan atau didustakan oleh kelaminnya." (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

"Katakan-lah kepada orang-orang yang beriman agar mereka menundukkan sebagian dari pandangan mata (terhadap wanita) dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan, dan katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya." (An-Nur: 30-31).

"Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al-Isra': 32)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad). Apalagi halnya sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. A'isyah radiallahu anha berkata: "Tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah sama sekali menyentuh tangan perempuan di dalam bai'at, bai'at Rasulullah dengan mereka adalah berupa ucapan." (HR. Al-Bukhari).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun