Entah sudah berapa kali saya menerima message tentang pelarangan beberapa merek obat yang ditulis oleh "Kepala Badan POM", baik melalui broadcast message, maupun yang di-post di grup blackberry (BB). Kadang-kadang saya sampai sedemikian kesalnya, sampai ingin memaki-maki si penyebar pesan tersebut. Ya, isinya sangat menggelikan, baik pemilihan bahasa maupun konten beritanya. Akhirnya saya malah bukan sebal ke si pembuat isu (yang kemungkinan besar memiliki motif bisnis), melainkan ke para penyebar yang tanpa meneliti lebih lanjut, dengan semangatnya langsung mengirim ulang pesan tersebut ke teman-temannya.
Bukan sekali ini saja kasus seperti ini terjadi. Tahun lalu juga BB saya ramai oleh pesan-pesan yang mengaku dari "BB center" yang mengharuskan mengirim ulang pesan tersebut ke semua kontak, agar BB-nya tetap dapat aktif. Aneh sekali masih banyak yang percaya kepada yang seperti itu. Asumsi saya, smartphone adalah telepon yang tidak murah, penggunaannya pun memerlukan IQ yang lumayan tidak jongkok, tapi kenapa masih saja banyak penggunanya tertipu oleh hal-hal semacam ini?
Bodoh. Ya, bodoh sekali. Di era smartphone (telepon pintar) ini, justru penggunanya yang bodoh..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H