Bulan ini, kita dikejutkan dengan pembelian 234 buah pesawat Airbus seri A320 senilai 23,8 miliar dollar AS oleh maskapai swasta Indonesia, Lion Air. Sebelumnya, pada bulan November 2011, Lion Air juga membeli 230 pesawat Boeing 737 senilai 21,7 miliar dollar AS. Kedua pembelian ini dirasakan sangat penting bagi perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat, masing-masing tempat asal pabrik pesawat tersebut, sedemikian penting sehingga penandatanganan perjanjian pembeliannya sampai dihadiri oleh kepala negara Perancis, Francois Hollande, dan Presiden AS, Barack Obama. Ya, pembelian dan pemesanaan pesawat oleh Lion Air ini akan menyediakan ratusan ribu lapangan kerja dan akan menggerakkan perekonomian yang saat ini kita ketahui sedang macet di dunia barat sana. Pertanyaannya, apa keuntungan yang diperoleh Indonesia dari transaksi ini? Dari segi teknis penyediaan jasa penerbangan, jelas wilayah udara kita akan lebih semarak dengan datangnya pesawat-pesawat baru tersebut, dan kualitas penerbangan pun akan semakin membaik. Namun, adakah keuntungan yang bisa dirasakan oleh industri penerbangan kita? Sebenarnya kita punya PT Dirgantara Indonesia (PTDI), sebuah perusahaan yang sudah diakui kemampuannya oleh berbagai perusahaan penerbangan di seluruh dunia untuk memproduksi pesawat dan komponen pesawat, yang terbaru antara lain perakitan pesawat C-295 bekerjasama dengan Airbus Military. Nah, sebenarnya saya berharap dari pembelian ratusan pesawat Lion Air ini, kita bisa menyelipkan suatu klausul mengenai program alih teknologi kepada PT DI atau kesepakatan untuk memberikan order produksi sebagian komponen yang dibutuhkan, kepada PTDI. Terus terang, ini adalah momen yang pas untuk kebangkitan PTDI, seiring dengan posisi tawar kita (Indonesia) yang sedang "tinggi" sebagai pembeli sekaligus pengucur uang ratusan triliun rupiah untuk mereka (Eropa dan AS). Ibaratnya, saat ini permintaan kita tentu akan dipertimbangkan oleh mereka. Ya, kalau nanti perekonomian Eropa dan AS sudah menguat lagi, belum tentu kesempatan seperti ini akan ada lagi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H