Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kwan Kong di Restoran

7 Agustus 2015   22:21 Diperbarui: 7 Agustus 2015   22:30 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

 

Kwan Kong ini manusia luar biasa, yang satu-satunya diantara 1191 tokoh dalam cerita Sam Kok, dari seorang jendral yang dipenggal kepala karena tertangkap kalah perang diabad 3 Masehi, malah menjadi “Kanjeng Maharaja Kudus” (Kwan Seng Tee Koen) yang dipuja diklenteng seluruh dunia dan disembah dalam restoran Tionghoa dimana-mana.

 

Kalau pernah memperhatikan ada arca Kwan Kong bermuka merah, yang didudukkan dalam altar berwarna merah yang diletakkan didepan dinding menghadap pintu masuk, disuguhi sepiring buah-buahan dan diterangi dengan 2 lampu bentuk lilin merah, setiap harinya disembah dengan 3 batang hio hampir diseluruh rumah makan Tionghoa, disini kita tilas asal muasalnya kebudayaan yang dari perniagaan teh orang Shanxi dan menyebar ke Hokkian beberapa ratus tahun lalu.

 

 

Kwan Kong:

Pertama-tama perlu kita mengenal orang Shanxi Kwan Kong (關公), terlahir Guan Yu (关羽), Yu yang berarti ‘bulu burung’, karena tidak menyukai namanya itu, maka dia menggantinya menjadi Yun-chang (云长) yang maknanya ‘dengan bulu burung itu bisa melayang jauh diatas awan’, dan disebut Kwan Kong atau “Bapak Kwan” gelar penghormatannya. Dia adalah Jendral Besar negeri Han Sichuan diabad 3 Masehi yang dalam Catatan Sam Kok dikatakan angkuh dan tidak tahu diri sehingga menemui ajalnya, tetapi karena berbudi jujur dan berjiwa setia pada kawan, yang ksatriaannya tidak menyerah sampai dibunuh oleh musuhnya, beliau dipuji sebagai pedoman moral bangsa Tionghoa, sehingga bersama Konghucu disebut “dua orang kudus” Tionghoa (二圣) yang dipuja diklenteng dimana-mana. Konghucu sebagai mahaguru didirikan klenteng budaya Bun Bio (文庙), sedangkan Kwan Kong sebagai jendral didirikan klenteng ksatria Goh Bio (武庙), tetapi mengapa justru Kwan Kong bukan Konghucu yang sampai masuk direstoran Tionghoa? Ini juga dari orang Shanxi yang menyebar kemana-mana yang menjadikan eyang kebanyakan keturunan Tionghoa sekarang.

 

 

Propensi Shanxi Tiongkok:

Kwan Kong kelahiran Shanxi, propensi yang merupakan bagian dari Tiongkok Semula yang boleh dibilang adalah rahim Bangsa Tionghoa, yang disana setiap langkah buminya tertanam sejarah Tionghoa semenjak masa dini Kebudayaan Yangshao (仰韶文化) purba kala. Bila percaya pada legenda yang mengatakan Nu-wa menciptakan orang Tionghoa, itu di Shanxi; Kaisar Kuning Huang-di mendirikan Tiongkok Semula setelah memenangkan peperangan dengan Chiyou (蚩尤), itu di Shanxi; Lei-zu istrinya Huang-di yang menemukan benang sutra, itu di Shanxi; Tempat kelahiran raja purba Shun-di (舜帝) dan juga tempat kelahiran Kwan Kong, semua itu terletak disekitar Danau Garam didaerah selatan Shanxi sekitar Kota Yun-cheng (云城) sekarang.

 

Selain itu dua diantara empat wanita tercantik dalam sejarah Tionghoa, Diao Chan貂蝉dizaman Sam Kok yang kecantikannya memalukan Dewi Rembulan Chang-e, dan dayang agung Yang Yu-huan 杨貴妃dizaman Tang yang suka mabuk dan menyebabkan Kaisar melalaikan tugas kenegaraannya, dan satu-satunya Kaisar Ratu Tionghoa Ze-tian, Wu Mei-niang 武則天 juga kelahiran Shanxi.

 

Shanxi juga merupakan taman kanak-kanak Bangsa Tionghoa, selama ribuan tahun ini disana membentuk eyang kita dari peleburan bangsa antara Persia Siberia dari utara dengan Han Dataran Pusat dari selatan, dengan buffer zone-nya di Taiyuan sekarang. Disana juga terbentuklah dinasti Tionghoa keturunan Persia Siberia yang jaya yang mengambil nama berasalkan negeri adipati Tang 唐 disekarang Taiyuan, Shanxi.

 

Akar keturunan Tionghoa:

Kwan Kong kelahiran Shanxi, penyebaran budaya Kwan Kong juga berkat dari penyebaran orang Shanxi.

 

Kebanyakan eyang kita berasalkan Shanxi yang menyebar kesegala jurusan Tiongkok 700 tahun lalu. Ada pantun Tionghoa yang berbunyi: “Dari mana asal eyang kita? Semua dari Pohon Besar Huai di Hongdong”, disana akar kita.

 

Penduduk Tiongkok diperkirakan 900 juta orang pada permulaan zaman Dinasti Tartar Yuan diachir abad 13, karena beberapa puluh tahun peperangan dan bencana alam sehingga jumlah penduduk berkurang 200 juta diachir kekuasaan Mongol Tartar tersebut dipertengahan abad 14. Hal ini tidak menyangkut wilayah Shanxi yang strategis letaknya terlindung oleh pegunungan disekitarnya, disana tidak kekurangan makanan dan menjadikan berkelebihan penduduk. Untuk membagi ratakan penduduk yang diperlukan dalam membangun kembali Tiongkok diluar Shanxi, maka diadakan 18 gelombang transmigrasi paksa oleh Kaisar Ming Hong-wu dari tahun 1372 yang berlangsung selama 50 tahun. Orang yang terpilih dari seluruh Shanxi dikumpulkan dikabupaten Hongdong (洪洞) yang letaknya diutara dari Yuncheng tempat kelahiran Kwan Kong tadi, disana didirikan kantor pusat transmigrasi Tionghoa yang terbesar dalam sejarah, sedikitnya satu juta orang dari 1230 she/marga Tionghoa yang kebanyakannya merupakan keturunan dari peleburan bangsa di Shanxi itu, setelah selesai didaftar dan diberi bekal jalan, segera dikirim keluar dari Shanxi dan disebarkan kesegala jurusan Tiongkok, termasuk Hokkian dan Kanton menurut jatah yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

 

Dengan kesedihan, mereka diberangkatkan setelah masing-masing selesai berdoa mohon selamat di-Vihara Guang-ji (廣濟寺) dan saling berpamitan dengan sanak famili dibawah sebuah Pohon Besar Huai (大槐樹) yang terletak didepannya vihara. Mereka digiring berjalan kaki jarak jauh yang sampai ratusan hingga ribuan kilometer untuk menuju kapung halaman baru mereka yang telah ditetapkan itu. Dikatakan untuk mengenal diri kita sebagai keturunan dari transmigran Shanxi tersebut hanya perlu mengamati kuku jari kecil kaki yang bercelah, ceritanya jari kecil kaki eyang kita itu dipukul retak sebagai tanda orang transmigran, atau akibat tergoser ditanah dalam perjalanan jauh dengan mengenakan sepatu yang sudah koyak.

 

Dimana achirnya mereka tiba ditaman halaman baru, mereka meneruskan kebudayaan dan kebiasaan orang Shanxi yang diantaranya Cheng Beng dan makan lumpia, menanam sebuah pohon huai untuk mengenang darimana asal mereka, dan tetap memuja pahlawan Shanxi sendiri sebagai Dewa Pelindung mereka, Kwan Kong. Hal ini yang merupakan penyebaran klenteng Kwan Kong jauh melebihi jumlahnya klenteng Konghucu di-Tiongkok, dan yang masih bertambah terus sampai sekarang.

 

Jalur Teh:

Kwan Kong menjadi Dewa Rejeki orang Shanxi sebab perniagaan teh dari Hokkian.

Kita pada umumnya mengetahui Tiongkok pernah ada 3 Jalur Sutra ke-Sentral Asia ribuan tahun dan Jalur Rempah Maritim yang dipelopori Cheng Ho ke Nusantara 600 tahun lalu, disamping itu Tiongkok juga pernah ada Jalur Teh yang dibuka oleh orang Shanxi dari sumber teh Xia-mei Wuyi Hokkian (武夷下梅) melintasi Jiangxi dan Henan sampai Shanxi dan seterusnya menembus Mongolia sampai dipusat distributor teh di Kyakhta Russia, yang menyalurkan teh Hokkian chususnya ke-Russia dan Eropah Timur yang pernah jaya selama 500 tahun.

 

Untuk pertama kalinya Tsar Michael I Russia meminum teh Tiongkok, itu pada tahun 1638, karena mendapat hadiah 70Kg daun teh dari Altyn Khan sewaktu duta Vasilli Starkov dikirim ke-Mongol pada tahun itu, Starkov menganggap itu sekedar daun kering yang bakal membebankan perjalanan pulangnya dan semulanya menolak, tetapi achirnya diterima juga, dan akibatnya sampai hari ini minum teh menjadikan orang Russia seperti Tionghoa suatu keharusan hidup sehari-hari yang tidak boleh dikurangi.

 

Teh adalah hasil bumi diselatan Sungai Yangtze Tiongkok yang terutama disekitar Gunung Wuyi di Hokkian, sejak zaman Tartar Mongol menguasai Cathay (Tionghoa) diabad 13-14, sudah ada orang Shanxi yang memperdagangkan teh Hokkian ke-Mongolia, karena mereka yang paling dekat Mongolia sejak purba kala. Setelah Tsar Alexi I mengetahui darimana asalnya teh Cathay itu, segera mengadakan perjanjian niaga dengan Tiongkok untuk mendatangkan teh ke-Moskow dan mengirimkan kulit bulu ke-Beijing ditahun 1679, selanjutnya untuk penyaluran teh tersebut bisa dikuasai keseluruhannya oleh Tsar, maka Siberia dicakup saja kedalam wilayah Russia 10 tahun kemudian. Sedangkan Kyakhta, disekarang Buryatia Russia yang berdampingan dengan kota Altanbulag (Maimaitchen) Mongolia, merupakan pusat distributor dan pintu keluar teh Tiongkok yang pada saat itu, diabad 18, setiap tahunnya sudah berganti tangan sebanyak 1,5 juta kilogram teh dalam bentuk bata yang diangkut dengan karavan unta dari Shanxi untuk Moskow, akibatnya Kyakhta yang semula masih dalam wilayah Tiongkok itu juga disita begitu saja oleh Russia pada tahun 1727.

 

Jinshang penyebar Kwan Kong:

Penyaluran teh dari Hokkian untuk Moskow tersebut keseluruhannya ditangani oleh para saudagar dari kabupaten Qixian(祁县), Pingyao (平遥), Taigu (太谷) dan Yuci (榆次) didaerah pertengahan Shanxi yang secara kolektip mereka disebut Jinshang (晋商), Jin adalah nama lama Shanxi dan shang berarti saudagar. Mereka merupakan kelompok saudagar Tionghoa yang terbesar, bukan saja yang tercanggih, paling ulet tapi yang bisa dipercaya dalam sejarah bangsa Tionghoa, karena mereka membawa jiwa Kwan Kong dalam hati, sehingga wibawa keuangan Jinshang melebihi bendahara negara dimasa Dinasti Qing 200 tahun lalu. Mereka monopoli pengeksporan teh ke-Russia dengan keuntungan total 124 juta ons perak atau 136 juta Ruble setahunnya, dan untuk pengiriman uang sejumlah raksasa dizaman itu mereka juga menciptakan perbankan pertama Tiongkok diabad 19. Ini menjadikan puluhan ribu pedagang Shanxi selain menjelajahi disepanjang Jalur Teh dari Hokkian sampai Kyakhta juga kebagian lain Tiongkok, dimana saja orang Shanxi berada mereka selalu membawa arek Shanxi sendiri, Kwan Kong, sebagai sandaran rohani mereka.

 

Keluarga Jinshang dimana saja patuh menyembah Kwan Kong didalam setiap rumah tangga, penginapan, perkumpulan dan juga rumah makan mereka. Dari kebiasaan menyembah Kwan Kong yang dianggap bisa memberi kemakmuran orang Shanxi ini dengan pesat menyebar kemana-mana, sehingga menjadikan Kwan Kong dipuja dari Dewa Keselamatan menjadi Dewa Rejeki orang Shanxi suatu Budaya Tionghoa sekarang.

 

Kejayaan Jinshang tersebut lenyap dalam sekejap mata dipermulaan abad 20 yang baru lalu. Akibat selesai pembangunan jalan kereta api Trans-Siberia dari Vladivostok ke Moskow yang bisa disambungkan sampai Beijing, sehingga penyaluran teh bisa dipersingkat dari perjalanan satu-setengah tahun mencapai Moskow menjadi hanya seminggu saja, dengan ini melingkari route unta Shanxi-Mongol ditahun 1905. Kemudian dengan terjadinya Revolusi Oktober Russia yang mengakibatkan Ruble Tsar tidak berlaku lagi, segera membangkrutkan semua Jinshang karenanya, dan disusul adanya kejadian pembantaian Jinshang akibat Revolusi tersebut di Kyakhta, maka tamatlah riwayat Jalur Teh yang pernah jaya tersebut ditahun 1917. Tetapi peninggalan orang Shanxi bagi Bangsa Tionghoa untuk menyembah Kwan Kong tidak pernah berhenti sampai sekarang.

 

Leluhur kita dari Shanxi yang tersebar diseluruh Tiongkok, kemana saja yang dijadikan kampung halaman baru mereka, membawa Dewa Pelindung mereka, Kwan Kong. Dari orang Russia minum teh Hokkian, maka para saudagar Shanxi Jinshang memasukkan Kwan Kong, Dewa Rejeki mereka disetiap restoran maupun kantor perusahaan dimana saja, yang selain senantiasa akan memperingatkan diri mereka supaya menjunjung tinggi jiwa 忠义信智勇 Tiang Gie Hien Tie Yong yaitu: kesetiaan, kebudian, kepercayaan, kebijakan dan keberanian Kwan Kong, juga melambangkan semangat perjuangan yang tidak mudah dipatahkan bagi diaspora Tionghoa hari ini.

 

Kwan Kong dilahirkan 1855 tahun lalu, pada Imlik bulan 5 tanggal 13, tahun 160 Masehi, seminggu setelah hari raya Duan Wu, secara tradisi hari kelahirannya dirayakan pada hari ini Lip Chiu, Imlik bulan 6 tanggal 24 (8 Agustus 2015).  

 

Monterey Park, 8 Agustus 2015.

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun