Kalau Anda praktisi training, pengajar dan tahu tentang Kirkpatrick, teruslah membaca. Kali ini kita kan sedikit mengobrak abrik pemikirannya!
Tapi, sebelumnya, buat Anda yang sama sekali belum kenal Donald Kirkpatrik, kita perkenalkan dulu.
Jadi begini. Adalah Donald Kirkpatrick yg pertama kali membuat kita sadar. Sadar soal apa? Bahwa training perlu diukur secara akurat efektivitasnya.
Kalau tidak, training kita sia-sia. Karena itulah, Kirkpatrick lantas memperkenalkan 4 level untuk mengukur apakah sebuah training itu bagus atau tidak. Nah, apakah ke 4 level ukuran tersebut?
Inilah yang biasanya paling gampang diukur. Umumnya, trainer atau pengajar membagikan form evaluasi ataupun melalukan survei.
Bahkan ada juga yang melakukan wawancara langsung: "Bagaimana kesan Anda tentang pelatihan ini? Apa yang Anda sukai? Apakah yang kurang Anda sukai dari pelatihan ini".
Respon inilah yang dijadikan dasar untuk menilai bagaimana perasaan dan kesan peserta selama pembelajaran berlangsung.
Namun perlu diingat, ini adalah respon yang paling gampang dan sederhana. Masalahnya, peserta bisa saja merasa senang dan suka, tapi belum tentu mereka belajar. Inilah yang jadi dilemanya! Suka, belum tentu berfaedah.
Malahan, kadang terjadi dimana peserta ditanya, "Bagaimana kesanmu tentang seminar dan training kemarin?". Mereka menjawab, "Seru sih, trainernya lucu!". Lalu ditanya lagi, "Kalian belajar apa?". Mereka menggelengkan kepala sambil bilang, "Nggak belajar apa-apa sih, cuma trainernya kocak aja".
Level Kedua: Pengetahuan (Knowledge)