Salam sejahtera buat kita semua. Ya ini adalah pertemuan kita yang ke 4. Kali ini saya akan membahas tentang statement eritrosit. Sebagian orang percaya bahwa eritrosit semakin waktu semakin lemah. Usia tidak samapai 120 hari. Tetapi sebagian orang percaya bahwa orang orang masa kini jauh lebih sibuk/lebih pekerja keras sehingga membuat eritrosit cepat lemah. Lebih setuju mana?
Sebelum membahas tentang statement itu seperti biasa alangkah baiknya apabila saya menerangkan sedikit teori tentang eritrosit itu sendiri. Eritrosit atau sel darah merah adalah sel yang paling sederhana di dalam tubuh. Eritrosit itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung darah. Eritrosit di produksi di sumsum tulang dari semua tulang hingga seseorang berumur 5 tahun, kecuali dibagian proksimal humerus dan tibia.Â
Pada bagian humerus dan tibia hanya akan memproduksi sedikit eritrosit bahkan kemudian tidak memproduksi sampai mencapai usia sekitar 20 tahun. Setelah usia 20 tahun ke atas eritrosit akan diproduksi lewat sumsum tulang membranosa seperti vertebrae , sternum , costae dan illium. Namun seiring bertambahnya usia, produksi eritrosit di sumsum tulang membranosa juga akan berkurang. Fungsi utama eritrosit tersebut ialah untuk mengedarkan darah kaya oksigen (O2) dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Dalam menjalankan tugasnya, eritrosit dibantu oleh hemoglobin.Â
Hemoglobin adalah substansi eritrosit yang terdiri dari heme dan globin. Eritrosit berperan sebagai dapur asam basa yang baik untuk seluruh darah. Nah sekarang merujuk ke argumennya. Saya setuju kepada kedua statement yaitu bahwa saat usia tua eritrosit kita melemah dan eritrosit kita lemah saat kita sibuk terus bekerja. Mengapa bisa demikian? Menurut pemikiran saya, pada saat kita berusia sudah agak tua maka eritrosit yang dihasilkan akan semakin banyak sehingga eritrosit yang dirombak bisa banyak
 Tentu saja ini membutuhkan energi yang banyak serta pembentukan yang matang. Bayangkan saja bahwa misalnya laki-laki dewasa memiliki jumlah eritrosit rata-rata 5.200.000 per mililiter darah dan wanita adalah 4.700.000 per mililiter. Hanya dalam waktu 120 hari, eritrosit ini harus dirombak dan diperbaharui dan setelah 120 hari mereka harus diregenerasi dengan eritrosit yang baru. Jika dilogika, bahkan tidak akan semua eritrosit akan dirombak sempurna selama 120 hari itu. Pastinya ada sedikit "produk gagal" dari perombakan tersebut.
 Nah produk gagal ini turut dalam melemahkan eritrosit lainnya. Semakin dewasa seseorang, maka ia juga memiliki kebutuhan oksigen yang meningkat. Untuk banyak memasok oksigen, jika dilogika maka dibutuhkan lebih banyak eritrosit yang diproduksi, karena fungsi utama eritrosit sendiri adalah untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dibantu oleh hemoglobin.
 Berarti proses eritropoeisis yang terjadi di sumsum tulang juga harus semakin cepat untuk bekerja karena dibutuhkan eritrosit yang cukup banyak untuk memasok oksigen. Dalam proses ini, ada pengatur yaitu hormon glikoprotein yang disebut eritropoetin. Sel yang telah tua akan dihancurkan di limpa atau hati, dan sumsum tulang pada tulang pipih. Hemoglobin dirombak dan akan menjadi pigmen bilirubin yang memiliki warna kehijau-hijauan. Pigmen ini diekskresikan oleh hati ke dalam empedu. Zat besi tidak dibuang dan dirombak, melainkan disimpan untuk membuat eritrosit yang baru. Hemoglobin mengikat oksigen maka menjadi oksihemoglobin yang berwarna merah terang.Â
Dan jika oksihemoglobin sudah melepas oksigen ke seluruh jaringan, maka oksihemoglobin akan berubah menjadi deoksihemoglobin yang berwarna lebih gelap atau kebiruan. Namun disini yang perlu diingat agar tidak salah konsep, kecepatan produksi eritropoietin berbanding terbalik dengan persedian oksigen yang ada di jaringan. Jika penerimaan oksigen berkurang, maka akan menyebabkan peningkatan produksi eritropoetin sehingga produksi sel darah merah semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa semakin berkurangnya oksigen, tubuh akan berusaha terus untuk mengikat oksigen sebanyak-banyaknya dengan cara membuat eritrosit sebanyak-banyaknya agar dapat mengangkut oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.Â
Ini yang membuat proses eritropoeisis dituntut semakin cepat dalam membuat eritrosit. Kita tahu bahwa sesuatu yang dikerjakan secara terburu-buru akan menjadi suatu hal yang kurang maksimal, sama seperti kasus ini pasti akan ada eritrosit yang lemah diantara eritrosit yang kuat yang dihasilkan dari proses eritropoeisis. Nah ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan produksi eritrosit:
Tinggal di dataran tinggi dengan kandungan oksigen yang rendah dalam jangka waktu yang cukup lama.
Gagal jantung yang mengurangi aliran darah ke jaingan