Mohon tunggu...
Anthonius Faturrahman
Anthonius Faturrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seminaris Seminari Mertoyudan

Saya adalah seorang Seminaris. Kesukaan saya adalah belajar sejarah, filsafat, musik, dan hal-hal menenai romantisme. Semoga menyukai tulisan saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi yang Tepat dalam Keberagaman

10 Oktober 2023   09:14 Diperbarui: 10 Oktober 2023   12:56 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberagaman adalah suatu kondisi yang terdapat bermacam-macam perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu di tengah masyarakat. Keberagaman dari akar kata ragam yang dalam KBBI berarti macam, jenis, warna, corak, dan tingkah laku. Dalam dunia masyarakat konteks keberagaman merujuk kepada kondisi masyarakat di mana setiap individu memiliki perbedaan di berbagai bidang, mulai dari gender, suku bangsa, agama, budaya, bahasa, hingga pemikiran.

            Keberagaman itu tidak dapat dihindari atau bahkan disangkal dari kehidupan manusia. Manusia sejatinya antara satu dengan yang lain memiliki perbedaan. Sebagai contoh adalah dalam suatu kelas di Seminari Mertoyudan terdapat seminaris-seminaris yang berasal dari suku Jawa, Batak, Sunda, dan berbagai macamnya.

            Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keberagaman yaitu geografis, perbedaan kondisi alam, dan pengaruh kebudayaan asing. Sebagai salah satu contoh dari faktor-faktor itu adalah orang-orang yang berada di pesiran pantai akan memiliki corak pakaian yang terbuka karena panas daripada corak pakaian orang-orang yang ada di pegunungan yang cenderung tertutup karena dingin.

            Termasuk di dalam keberagaman itu, cara berkomunikasi setiap individu atau suatu kelompok berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. Sebagai contohnya masyarakat Jawa umumnya memiliki dialeg yang halus ketika berbicara, sedangkan masyarakat Batak umumnya memiliki dialeg yang keras ketika berbicara. Maka dari itu pembahasan kali ini mengenai "Komunikasi Yang Tepat Dalam Keberagaman". Tujuannya adalah supaya tiap-tiap individu ataupun kelompok dapat berkomunikasi dengan tepat dan berujung pada persatuan dan kesatuan terutama di Negara Indonesia ini yang penuh dengan keberagaman mulai dari suku, budaya, agama, ras, dan sebagainya. Dengan ketepatan berkomunikasi itu juga menghindarkan kita dari kesalahan berkomunikasi yang dapat menyebabkan terjadinya perpecahan dan konflik.

            Untuk dapat berkomunikasi dengan tepat, kita perlu mengenal apa yang dimaksud dengan komunikasi terlebih dahulu. Komunikasi (Serapan Bahasa Belanda: Comunicatie) adalah suatu bentuk cara untuk dapat berhubungan dengan orang lain atau kelompok dengan cara  verbal atau nonverbal. Komunikasi verbal adalah berbicara atau berkata-kata. Sedangkan nonverbal maksudnya adalah berkomunikasi melalui gerak-gerik sperti tersenyum, mengangkat bahu, dan menggelengkan kepala. Dalam KBBI teradpat definisi komunikasi yaitu pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sebagai contoh Seorang seminaris KPA bernama Sihaloho berbicara dengan seminaris KPA lainnya bernama Hardianto membahas Retret Confirmatio yang akan dilaksanakan November mendatang.

            Setelah uraian di atas, maka kita sebaiknya melihat apa yang menjadi kendala bagi kita  saat berkomunikasi dengan tepat. Sebagai contoh ketika orang dari Suku Jawa dengan orang dari Suku Batak bertemu, lalu mereka berbicara, maka  orang Jawa cenderung berbicara dengan lembut, sedangkan orang Batak dengan nada bicara yang keras. Orang Batak itu berkata "Hei kau, lambat kali kau ini, cepat jalanmu itu! jangan kek oppung-oppung jalanmu itu! amang tahe" lalu orang Jawa menjawab "Sabar toh mas, aku kan berat barang  bawaannya" Orang Batak itu kembali menjawab "Apa muncungmu itu? Itu saja berat kau bilang, ah lemah kali kau". Orang Jawa itu kembali menjawab "Mas, sopan dikit toh bahasanya, jangan marah-marah terus".  Dari contoh tersebut  kita tahu bahwa  komunikasi yang tidak tepat,  akan menciptakan perseteruan atau keribuatan antar individu atau kelompok.  Hal tersebut dikarenakan antar individu atau kelompok tersebut tidak saling memahami pola komunikasi yang tepat satu dengan yang lainnya.

             Kita menemukan suatu permasalahan yang harus kita pecahkan bersama, yaitu "Seperti apa komunikasi yang tepat di tengah keberagaman?". Supaya kita dapat memahami pola komunikasi dengan orang lain, dapat berkomunikasi dengan tepat,  menciptakan relasi yang baik, serta menciptakan persatuan dan kesatuan yang baik terutama bagi bangsa dan negara kita ke depannya. Maka dari itu kita perlu belajar untuk bisa berkomunikasi dengan tepat dalam keberagaman dan komunikasi yang akan banyak dibahas ialah bagaimana kita dapat bijak dalam berbicara dengan orang lain dengan segala keberagamannya.

            Hal pertama yang harus kita lakukan, kita harus menyadari terlebih dahulu siapa diri kita ini. kita kenali sifat kita, kita kenali seperti apa keberagaman yang ada dalam diri kita. Mengapa ini penting, karena dengan mengenenali terlebih dahulu diri kita, maka kita dapat terlebih dahulu memahami kondisi diri kita sebelum kita bercengkaraman dengan orang lain. Jangan sampai kita berkomunikasi dengan orang justru kita malah memancing keributan dengan orang lain atapun informasi yang hendak disampaikan justru tak tersampaikan dengan baik karena pola komunikasi kita tak dipahami orang lain. Penting bagi kita juga untuk mengenal siapa diri kita dengan segala keberagamannya. Sebagai contoh saya dari Suku Batak, saya memiliki dialeg yang keras saat berbicara. Setelah saya tahu seperti apa diri saya, saya dapat mengontrol diri supaya nantinya juga dapat bekomunikasi dengan tepat jika berhadapan dengan orang lain.

            Selanjutnya setelah menyadari akan keberagaman dalam diri kita sendiri, jika sedang  berbicara dengan orang lain, kenalilah dahulu orang yang ada dihadapan kita. Ingat sebuah quotes "Silent is Gold" alih-alih memikirkan apa yang ingin kita katakan pada orang, hendaknya kita belajar menjadi pendengar yang baik sehingga kita mendapat informasi yang tepat barulah kita dapat menentukan apa yang hendak disampaikan. Perhatikan pula lawan bicara kita lewat gerak-geriknya sehingga juga kita dapat memahami komunikasi bukan hanya dari kata-kata namun juga dari gerak-gerik. Sebagai contoh ada teman yang sedang berbicara dan ia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, padahal ia seperti mencemaskan sesuatu lewat gerak-geriknya yang tidak fokus melihat ke arah kita dan tangannya tidak bisa tenang. Dari contoh itu kita harus memahami  mengenali, serta  Peka terhadap komunikasi nonverbal dari gerak-gerik orang yang kita ajak bicara.

            Ketiga, berkomunikasilah sesuai dengan ENATA (effective, necessary, accurate, timely, and appropriate). Maksudnya berkomunikasilah dengan efektif. Lalu utamakan yang terpenting yang hendak disampaikan. Berita yang kita beritakan itupun harus akurat. Berkomunikasilah dengan waktu yang tepat, tidak terlalu lama atau tidak pula di waktu yang salah, seperti saat orang sedang ingin istirahat makan, kita ajak berbicara yang mana orang tersebut sudah lapar. Dan sesuai konteks saat berbicara itu. Jangan sampai kita berbicara tidak sesuai dengan apa yang dibahas. Dari satu pembahasan loncat ke pembahasan lain yang tidak sesuai, misalkan sedang membahas Imamat tiba-tiba loncat masuk materi makanan.

            Maka kita rangkum kembali langkah-langkah diatas dengan singkat maka berkomunikasi dengan tepat itu dimulai dengan kita mengenali diri kita dengan baik. Kita kenali keragaman yang ada dalam diri kita sehingga kita dapat melihat sisi positif dan negatif dalam diri kita. Lalu kenalilah orang yang kita ajak komunikasi itu seperti apa. Usahakan banyak mendengar ketimbang banyak berbicara sehingga kita dapat memahami orang tersebut membahas tentang apa, dan kita pun dapat lebih memahami informasi dengan tepat. Juga kenalilah gerak-gerik orang saat berkomunikasi sehingga kita dapat menemukan maksud yang lebih mendalam dari suatu yang ingin disampaikan. Dan gunakanlah pedoman ENATA seperti yang dijelaskan diatas sebagi pedoman dalam berkomunikasi terutama saat berkomunikasi dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun