3 Prinsip Semiotika Ferdinand de Saussure
1. Sign“ Ciri”; konsep campuran citra bunyi, apa yang dilihat/ dimengerti manusia
bahasa ialah sesuatu sistem ciri( sign). Suara- suara, baik suara manusia, fauna, ataupun bunyi- bunyian, hana dapat dikatakan bahasa ataupun berperan bahasa apabila suara ataupun bunyi tersebut mengekspresikan, melaporkan, ataupun menyampaikan ide- ide, pengertian- pengertian tertentu. Oleh karena itu, suara- suara tersebut wajib yaitu bagian dari suatu sistem kesepakatan, sistem konvensi serta ialah bagian dari suatu sistem ciri.
apabila diklasifikasikan jadi icon, index, serta symbol. Icon merupakan ciri yang menegaskan maknanya bersumber pada kualitasnya itu sendiri. Misalnya dalam program pc, icon keranjang sampah mewakili tempat sampah file pc. Index merupakan ciri yang mengindikasikan suatu yang berarti lain. Misalnya merupakan ciri foto siluet laki- laki buat menunjukkan wc laki- laki. Simbol merupakan ciri yang berarti tertentu. Misalnya foto HoBo yang menunjukkan penguasa Kesultanan Yogyakarta ialah Sri Sultan Hamengku Buwono
2. Signifier( YANG MENANDAI_“ Indikator”) _ Gimana manusia
Ciri-Ciri merupakan kesatuan dari sesuatu wujud indikator( signifier) dengan suatu ilham ataupun petanda( signified). Dengan kata lain indikator merupakan„bunyi- bunyi yang bermakna‟ ataupun„coretan yang bermakna‟. jadi indikator merupakan aspek material dari bahasa: apa yang dikatakan ataupun didengar serta apa yang ditulis ataupun dibaca. Petanda merupakan cerminan mental, benak, ataupun konsep. Jadi petanda merupakan aspek mental dari bahasa( Bartens, 2001: 180). Yang wajib dicermati merupakan kalau dalam ciri bahasa yang senantiasa memiliki 2 segi; indikator ataupun petanda; signifier ataupun signified; signifiant ataupun signifie.Sesuatu indikator tanpa petanda tidak berarti apa- apa serta sebab itu tidak ialah ciri kebalikannya, sesuatu petanda tidak bisa jadi di informasikan ataupun ditangkap lepas dari indikator; petanda ataupun yang ditandakan itu tercantum ciri sendiri serta dengan demikian ialah sesuatu aspek linguistis.
Misalnya;“ indikator serta petanda ialah kesatuan semacam 2 sisi dari sehelai kertas,” kata Saussure. Jadi, walaupun antara indikator serta petanda nampak selaku entitas yang terpisah- pisah tetapi keduanya cuma terdapat selaku komponen ciri. Tandalah yang ialah kenyataan bawah dari bahasa. Hingga itu, tiap upaya buat menguraikan teori Saussure menimpa bahasa pertama- tama wajib membicarakan pemikiran Saussure menimpa hakikat ciri tersebut
3. Signified( YANG DITANDAI_” Petanda”) _ Konsep,
Ciri tersebut manusia bisa dimaknai ciri kebahasaan, bagi Saussure, pada dasarnya menyatukan suatu konsep( concept) serta sesuatu citra suara( sound image), bukan melaporkan suatu dengan suatu nama. Suara yang timbul dari suatu kata yang diucapkan ialah indikator( signifier), lagi konsepnya merupakan petanda( signified). 2 faktor ini tidak dapat dipisahkan sama sekali. Pembelahan cuma hendak menghancurkan„kata‟ tersebut.
Misalnya, suatu kata apa saja, hingga kata tersebut tentu membuktikan tidak cuma sesuatu konsep yang berbeda( distinct concept), tetapi pula suara yang berbeda( distinct sound).
- Dalam hal ini terdapat lima pandangan dari Saussure yang kemudian menjadi peletak dasar dari strukturalisme Levi-Strauss yaitu pandangan tentang