(1). Karakter fonologis
Aturan persona fonologis persona harus diwakili oleh tanda, setiap komponen dalam suksesi wacana. Konten fonologis harus tetap dimanfaatkan oleh para etimolog. Naskah dihubungkan dengan jenis karangan sedangkan fonologi dihubungkan dengan wacana atau fonetik atau cara membaca.
(2). Fonem
Pembatasan bunyi wacana harus dibuat berdasarkan kesan akustik, tetapi penggambaran harus dilakukan dengan memperhatikan tindakan penjelasan karena unit akustik ditangkap sebagai suksesi yang tidak dianalisis. Dalam suara ada konsistensi yang setara dalam tugas laring dan depresi hidung; meskipun ketidakkekalan serupa terjadi di lubang mulut. Namun, apa yang menciptakan variasi fonologis yang memungkinkan kita mengenali petunjuk bahasa adalah suara laring yang seragam. Menurut Saussure, hidung berfungsi sebagai resonator untuk getaran suara yang melewatinya; Dengan demikian, hidung juga merupakan pembuat suara. Rongga mulut berfungsi sebagai generator dan resonator.
Mengapa Perlu Mempelajari Semiotika STUKTURALISMEÂ
- Agar Membantu memahami realitas penampakan, perlu sikap objektif, bersih, dan masuk dalam interprestasi manusia;
- Hidup didunia adalah simbol, maka diperlukan membongkar realitas tanda untuk mengungkap ketersembunyiannya
Terima KasihÂ
Referensi Sumber :
- Prof Apollo. (2022). Semiotika Ferdinand de Saussure . Modul Kuliah Teori Akuntansi. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana
- Ambar. (2017). Teori Semiotika Ferdinand de Saussure . https://pakarkomunikasi.com/teori-semiotika-roland-barthes. Diakses online pada 20 Mei 2022
- Apollo(2022).Semiotika Ferdinand de Saussure.http://repository.usm.ac.id/files/skripsi/G31A/2014/G.331.14.0057/G.331.14.0057-05-BAB-II-20190226071554.pdf
- Apollo(2022).Semiotika Ferdinand de Saussure.https://pusatbahasaalazhar.com/2010/07/28/ferdinand-de-saussure/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H