Mohon tunggu...
kamal hafizhi
kamal hafizhi Mohon Tunggu... -

menilai suatu kejadian dalam hidup memang sangatlah mudah, sebab presepsi manusia hanya ada dua yaitu Baik atau buruk, tapi pernahkah kita berada di tengah-tengah (atau) menilai dari sudut pandang yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelandangan Malam

25 Oktober 2018   14:56 Diperbarui: 25 Oktober 2018   15:00 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihatlah mereka yang tertidur bukan mati

memimpikan surga yang tak kunjung tiba.

Kardus-kardus kelim perenungan jadi tempat acap kerlip lilin-lilin akhir perjalanan

Sebelum angin malam berhembus, mereka selalu bedoa esok hari menjadi gembira.

Kotoran debu sudah menjadi jaket keseharian dalam memejamkan mata

Namun, sang penguasa berdiri tegak menantang iblis berdebat.

Tangan keatas langit! Telapak mengepal rapal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun