(Jakarta, 17/11/2022) Regenerasi seni dan budaya milik bangsa sangat diperlukan guna untuk melestarikan harta warisan bangsa itu sendiri. Apalagi jika melihat adanya erupsi kebudayaan yang sejatinya mengerus pola pikir generasi muda yang sudah terbiasa dengan pola budaya global. Jika memang tak tertanggulangi, maka beberapa dekade ke depan akan terlihat dampak buruk yang signifikan.
Untuk itu diperlukan sebuah gerakan sosialisasi untuk menciptakan suksesor budaya asli Indonesia dengan cara apapun. Â Menilik problem ini penyanyi dan peneliti pendidikan berkearifan lokal, Anthesianz, menyatakan gagasannya untuk merealisasikan pelestarian seni dan budaya sebagai warisan bangsa ini. Anthesianz memulai dengan seni wastra, seni pertunjukan dan talkshow yang mengupas tujuh unsur budaya lainnya.Â
Anthesianz melihat adanya kaitan erat antara harapan, cinta dan kebenaran di balik makna dari kesenian tradisional dan permainan tradisional. Pada akhirnya hal ini yang menggerakkan dirinya untuk mendukung Gerakan Pelestarian Permainan tradisional, seni pertunjukan tradisi dan kain tenun tradisional.Â
Ia memaparkan tujuan awal adanya seni  budaya termasuk kain-kain tenun nusantara adalah untuk memenuhi tradisi upacara adat istiadat, maka dari itu kita dapat melihat aneka warna dan simbol-simbol kehidupan di dalamnya.Â
Dengan berkembangnya zaman yang memudarkan kepercayaan tradisi, maka secara beriringan produksi seni tradisi dan kain tenun yang diperuntukan bagi upacara tradisi pun berkurang. Kabar gembiranya, pakar wastra nusantara Indonesia, Samuel Wattimena sangat mendukung Gerakan ini.
Tak hanya itu saja, Anthesianz beserta dengan rekan-rekan peneliti dari program doktoral Manajemen Pendidikan batch 1 Universitas Pelita Harapan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan mengedukasi dengan mengupas topik-topik seputar unsur kebudayaan dan dunia pendidikan.Â
Agenda terdekatnya adalah kegiatan Festival Wastra, Music, Dolanan yang akan dilaksanakan pada  Minggu, 27 November 2022 di Sarinah.
Tidak hanya berhenti disitu, Anthesianz menuturkan bahwa sebagai keluarga besar alumni Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) Â IKJ angkatan 1998, di tahun depan beliau akan berkontribusi dalam gerakan besar untuk proyek pelestarian budaya Indonesia melalui kegiatan kesenian dan budaya dalam peringatan 25 tahun Fakultas Seni Pertunjukan Instut Kesenian Jakarta Angkatan 1998.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H