Mohon tunggu...
Ngowos -kun
Ngowos -kun Mohon Tunggu... -

Masih Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ralat Berita Jawa Pos dan Hikmahnya

30 Oktober 2013   11:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:50 2191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Olahraga Pada koran Jawa Pos edisi selasa tanggal 29 oktober 2013, terdapat berita di rubrik Sportivo (kolom olahraga) dengan judul "CAS Proses Gugatan Persebaya IPL".

Namun pada koran Jawa Pos edisi rabu tanggal 30 oktober 2013, Jawa Pos meralat pemberitaan edisi sehari sebelumnya dengan judul "Tak Ada Agenda Sidang Persebaya di CAS". Kecurigaan Jawa Pos semakin bertambah ketika melihat nomor kasus CAS/2013/A/3264 ternyata adalah sidang banding untuk pemain Maroko.

13831021241755832471
13831021241755832471
Penulis (saya) juga mengecek langsung pada website resmi CAS dan tidak menemukan jadwal hearing Persebaya IPL dan Arema IPL yang menurut rumor berlangsung pada tanggal 6 dan 7 november 2013.
1383102459871176870
1383102459871176870
Hikmah yang Dapat Kita Petik Perlu diperhatikan bahwa penulis sama sekali tidak beniat untuk mendiskreditkan Persebaya 1927 dan para penggemarnya. Penulis sangat mendukung langkah bermartabat Persebaya 1927 menggugat PSSI ke CAS sebagai upaya hukum untuk melanjutkan keberlangsungan Persebaya 1927.  Penulis hanya ingin mengkritisi langkah2 beberapa pihak yang penulis rasa kurang etis untuk dilakukan. Yang pertama penulis ingin kritisi adalah pihak yang pertama kali menyebarkan rumor tersebut, dalam hal ini adalah Bapak Cholid Ghoromah. Jika memang benar CAS akan melakukan hearing terhadap kasus Persebaya 1927, sebaiknya bapak Cholid membuktikannya dengan menunjukkan data2 mengenai klaim yang dapat mendukung pernyataan bapak, dalam hal ini adalah E-mail yang diterima bapak dari CAS. Apabila bapak hanya mengklaim dan ternyata klaim tersebut dapat dimentahkan, tentu yang akan terkena dampaknya bukan hanya bapak seorang, bahkan tim yang bapak naungi dapat terkena akibatnya. Pihak PSSI-pun pasti tidak akan tinggal diam ketika meilhat berita ini. Penulis sekedar menyarankan apabila klaim bapak memang benar, bapak sebaiknya tetap low profile dan pada saat menjelang sidang silahkan bapak buka semuanya. Saya yakin PSSI pasti akan lebih tertohok ketika hal ini terjadi. Yang berikutnya penulis ingin kritisi adalah Jawa Pos sebagai media yang diklaim sebagai media terbesar di Indonesia. Pada pemberitaan mengenai persebaya menggugat ke CAS ini, penulis melihat wartawan artikel tersebut terlalu terburu2 dalam menulis dan tidak mengindahkan salah satu kode etik jurnalis yaitu Covering Both Side pada pemberitaan hari selasa, 29 oktober 2013. Meskipun Jawa Pos memperbaiki beritanya dengan Try to Covering Other Side too pada edisi rabu, 30 oktober 2013, penulis merasa hal ini merupakan preseden buruk bagi Jawa Pos sebagai koran dengan skala nasional beroplah tinggi. Penulis melihat hal ini disebabkan gengsi kedaerahan yang terlalu tinggi di dalam Jawa Pos. Karena Jawa Pos merupakan koran yang berasal dari daerah, maka apabila berita tersebut menyangkut daerah tersebut maka wartawan Jawa Pos akan berlomba2 mengangkatnya, meskipun terkadang akan menimbulkan pemberitaan yang (maaf) kurang bermutu dan menabrak etika2 jurnalisme. Harap diperhatikan, penulis sama sekali tidak melarang adanya gengsi daerah atau menonjolkan keunggulan daerah masing2, jika memang merasa perlu diangkat silahkan diangkat beritanya. Penulis sebagai pelanggan Jawa Pos hanya mencoba memberi saran untuk Jawa Pos sebagai koran beroplah nasional agar lebih mentaati etika2 jurnalisme dan meninggalka sedikit ego daerahnya sehingga kedepannya mampu menyajikan berita dengan lebih objektif. Mari kita budayakan berdiskusi dengan sehat. Apabila ada yang kurang sreg dihati para pembaca, silahkan saudara utarakan di kolom komentar di bawah. Apabila penulis ada kesalahan, mohon ditunjukkan kesalahannya dan bimbing saya untuk menjadi benar. Apabila kita tidak mendapatkan kata sepakat untuk suatu hal, Let's just agree to disagree. Ini adalah artikel pertama saya, dan saya mohon bimbingannya agar ini tidak menjadi artikel terakhir bagi saya juga. Sekian, terima kasih. Salam Olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun