Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Strategi Tanpa Perubahan Struktur Itu, Insomnia?

12 Juni 2017   22:03 Diperbarui: 12 Juni 2017   22:09 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hampir dua bulan ini, seorang pemimpin perusahaan merasa kesulitan untuk bisa tidur, bahkan tak mampu muncul ke permukaan sebagaimana layaknya seorang pemimpin. Ia masih saja tenggelam dalam lautan ruitnitas teknis yang membelenggunya. Mulai dari merencanakan anggaran, sampai dengan menyelesaikan sisa-sisa pekerjaan pimpinan sebelumnya. Ia tak mampu menghirup udara dipermukaan laut, yang dapat memperluas cakrawalanya dan menjadi lentera bagi seisi lautan program dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Belum lagi, ia disibukkan dengan orang-orang yang memiliki status quo dan kewenangan tertentu, dan bertindak sendiri-sendiri tanpa koordinasi.

Pada saat seorang pemimpin tidak mampu muncul ke permukaan, berhadapan dengan publik dan rakyatnya sendiri selama tiga bulan, atawa orang biasa menyebut sebagai 100 hari masa kritis kepemimpinannya, maka ia akan membusuk. Dan strategi atawa kebijakan-kebijakannya yang akan diimplementasikan, ternyata sudah diterapkan oleh invisible stucture (stuktur tersembunyi) yang bergerak di luar kebijakannya. Pemimpin semacam ini biasanya akan kehilangan momentum dalam menerapkan kebijakan-kebijakannya.

Ketika pemimpin resmi menjalankan tampuk kepemimpinannya, ia wajib menyusun strategi atawa  kebijakan-kebijakan sesuai dengan Visi-Misinya menjadi seorang pemimpin. Sementara itu, dalam rangka mengimplementasikan kebijakannya itu, ia wajib mengubah struktur organisasinya. Perlu diingat, bahwa kebijakan ialah ide tentang bagaimana mencapai tujuan. Sementara, struktur ialah ide tentang bagaimana sasaran dan kebijakan tersebut diterapkan, atau ide tentang hubungan antara wewenang dengan tanggung jawab.

Oleh karena itu, perubahan kebijakan sangat dipersyaratkan untuk mampu mengubah struktur organisasi, dimana, struktur organisasi harus dirancang untuk memudahkan implementasi kebijakan dan untuk meningkatkan kinerja. Alasan rasional bahwa perubahan kebijakan menentukan perubahan struktur organisasi, ialah : Jika tujuan berubah, maka kebijakan untuk mencapai  tujuan harus diubah. Jika tujuan berubah, maka alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan juga semestinya ikut diubah.

Apabila seorang pemimpin baru, dengan kebijakan baru lantas bekerja dengan struktur organisasi yang lama, maka sudah pasti wewenang dan tanggungjawab tidak mampu ia kendalikan dengan sempurna. Hal ini sangat beralasan, karena struktur lama menyimpan status quo, sementara kebijakan yang tertanam pada struktur lama tidak serta-merta dapat berubah dengan adanya kebijakan-kebijakan baru yang ia tetapkan. Perlu waktu panjang jika seorang pemimpin menerapkan kebijakan baru melalui struktur organisasi lama. Ibarat menegakkan 'benang basah,' bisa jadi ia akan kesulitan melakukan kendali organisasi secara penuh.

Perlu diingat pula, bahwa bekal menjadi seorang pemimpin selain kemampuannya menggunakan otak kanan dan kirinya, ia mestinya juga mampu memupuk keberaniannya dalam mengelola orang-orang di dalam organisasi. Karena tantangan utama seorang pemimpin baru adalah menghadapi status quo (kemapanan), bukan pada pencapaian tujuan. Hal ini menjadi begitu nyata (signifikan) pengaruhnya, karena lingkungan eksternal dan internal organisasi juga berubah. Ketika seorang pemimpin lupa bahwa struktur merupakan alat untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakannya, maka iapun akan lupa menjadi inspirator bagi orang-orang yang ada di dalam organisasinya. Karena orang-orang yang mendiami struktur lama tidak mengehendaki adanya perubahan. Di kemudian hari, pemimpin seperti ini, akan menjadi tidak berdaya oleh pejabat-pejabat level menengah ke bawah, yang memainkan 'office politic.'

Perubahan kebijakan merupakan sesuatu yang mesti dilakukan karena lingkungan organisasi juga terus berubah. Sementara, setiap perubahan itu akan mengganggu kemapanan (status quo). Bagi pihak mapan mereka akan menolak perubahan, tetapi bagi pihak yang terbelenggu kreativitas dan inovasinya, mereka mengharapkan adanya perubahan.

Perlu juga diantisipasi, bahwa perubahan  dalam organisasi bisnis disebabkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi sebagai alat untuk membangun kinerja. Dan, perubahan lingkungan organisasi, alat kerja, dan sasaran kerja, akan menentukan  perubahan kebijakan dan struktur organisasi. Bagi seorang pemimpin baru yang lupa akan kondisi ini, jelas akan menjadikannya 'Insomnia' di kemudian hari. Insomnia adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak bisa tidur cukup lama sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tubuh, meski dia memiliki kesempatan untuk melakukannya. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis.

Pada kondisi insomnia inilah, para pemimpin baru akan merasa kesulitan mengontrol fisiknya dan menyadari situasi psikisnya (jiwa), saat mereka membuat keputusan. Proses berefleksi tak terjadi. Tidak ada kesempatan untuk melihat jiwa dan merasakan ketenangan, yang sebenarnya amat penting di dalam membuat keputusan. Pada akhirnya, yang banyak terjadi pada kondisi pemimpin diatas adalah apa yang disebut Martin Heidegger sebagai gejala abad ke-20, yakni ketidakberpikiran ?!!. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 12 Juni 2017.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun