Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cantik itu Luka

19 Maret 2015   09:19 Diperbarui: 7 Oktober 2017   23:37 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh. Purwalodra

Judul tulisan ini bukan untuk membahas novel karya Eka Kurniawan yang telah menembus oplah internasional. Tapi sekedar untuk mengungkapkan bahwa ada sisi filosofis yang yang bisa digali dan dikritisi dari judul diatas. Saya pun tidak akan mengulas isi novel tersebut sebagai sebuah refleksi kritis, resensi atau apalah namanya. Saya hanya pengen menulis dengan judul ini aja, titik.

Pertama-tama kenapa disebut cantik, karena ia seorang berjenis kelamin perempuan. Karena seringnya berpikir dengan perasaannya, maka perempuan mana yang tak pernah terluka hatinya. Sehebat-hebatnya perempuan dan semaskulin-maskulinnya perempuan, ia tetap saja perempuan yang feminim dan berfikir pake perasaan. Tapi jangan heran kalo dia begitu obyektifitas, rasional dan logis dalam bersikap dan bertindak, dibandingkan laki-laki. Inilah yang membuat saya selalu mengatakan bahwa perempuan itu sebagai mahluk misterius. Di satu sisi berfikir dengan perasaannya, disisi lain kok mampu berbuat rasional, obyektif dan logis.

Sebagai contoh, betapa tidak rasionalnya laki-laki yang pada saat ini, yang pada gila batu akik, tapi betapa logisnya perempuan yang suka emas dan berlian sekarang. Lalu, betapa tidak logisnya laki-laki yang pada gila cinta, sementara perempuan secara obyektif senang dengan uangnya daripada cinta. He ... he .. he ... maaf, sebenarnya semua ini bukan persoalan rasional-tidak rasional, obyektif-tidak obyektif, apalagi logis atau tidak logis. Ini semua hanya faktor kesadaran masing-masing dalam mensikapi sebuah peristiwa kehidupan. Kejadian-kejadian yang melewati hidup ini adakalanya kita hiraukan, juga adakalanya kita sikapi dengan beragam tindakan.

Di dalam sejarah para filsuf dan psikolog seringkali berbicara tentang "problematika kesadaran" (the problem of consciousness), seolah problem kesadaran merupakan problem yang sudah jelas pemetaannya. Descartes, seorang filsuf modern asal Prancis, berupaya menanggapi problem itu dengan merumuskan pendapatnya sendiri. Ia berpendapat bahwa pikiran manusia merupakan entitas yang lebih tinggi tingkatannya dari pada tubuh. Pikiran mempunyai prioritas atas tubuh. Fakta bahwa kita dapat berpikir menunjukkan bahwa manusia merupakan entitas yang memiliki kesadaran.

Dari pernyataan Deskartes tersebut, bisa sedikit kita simpulkan bahwa kesadaran pada manusia merupakan entitas tersendiri yang terpisah dari tubuh fisik kita. Mereka yang sering terluka bathinnya, adalah mereka yang kurang memiliki kesadaran bahwa luka itu sebenarnya memperkaya bathinnya. Oleh karena itu, kesadaran manusia akan menjernihkan pemahaman bahwa guncangan hidup, yang sering saya katakan sebagai 'gempa eksistensial', merupakan bentuk kelahiran dari "yang lain". Maka 'luka bathin' pada manusia, khususnya pada perempuan, bukanlah bagian dari kehidupan, melainkan justru kehidupan itu sendiri. Luka bathin tidak pernah boleh dilupakan. Sayatan batin adalah simbol dari keperkasaan jiwa perempuan. Orang perlu melihatnya sebagai koleksi yang membanggakan. Penderitaan dan kekecewaan pada perempuan adalah piala-piala tanda keagungan jiwanya.

Dalam hal bersikap dan berbuat, perempuan paling berani mengambil keputusan dibanding laki-laki, jika ia dikecewakan. Ada kata-kata yang cukup mengejutkan, ketika seorang teman saya, perempuan, tersakiti oleh pasangannya, dia bilang begini, " ... tapi jika takdir sudah memberiku bukti aku tidak akan ragu lagi melangkah. Karena bicara dengan manusia psikopat seperti itu harus punya bukti yang valid. Baru aku bisa bersikap." Kemudian, dia katakan lagi, "... jika ada keajaiban yang memberikan bukti valid, tanpa aku harus mencari, insya Allah aku ikhlaskan semuanya. Bahwa ini sudah takdir. Karena aku sudah tidak ingin merendahkan diriku sendiri di depan orang yang ingin melihatku hancur. Biarkan saja semua sebatas bayangan."

Dalam kehidupan perempuan, luka bathin akan dialaminya setiap bulan, sebelum dan selama kedatangan sang rembulan. Pada masa-masa ini, bagi laki-laki yang tidak mengetahuinya, pasti akan dengan mudah melukai bathin pasangannya. Kemudian lagi, menurut tim penelitian Stanford University yang dipimpin oleh dua pakar neuropsikolog, yaitu McGuiness dan Triban, perempuan juga mampu menangkap pesan-pesan di bawah alam sadar secara lebih cepat dan akurat dibanding laki-laki. Karena intuisi ini berdasar pada suatu proses mental di luar kesadaran, banyak perempuan tidak sanggup menerangkan secara spesifik tentang perasaan mereka. Oleh karena itu, perempuan akan mudah mengetahui jika pasangannya sudah mulai membagi cintanya kepada orang lain. Wk .. wk .. wk ... ??!!$#%@!

Penelitian lain menunjukkan bahwa otak laki-laki dan perempuan itu berbeda. Hal ini membuat perempuan lebih ahli di bidang tertentu dibanding laki-laki dan sebaliknya, laki-laki lebih ahli di bidang tertentu dibanding perempuan. Contohnya, perempuan umumnya lebih unggul dalam verbal sehingga jumlah kata yang dikeluarkan seorang perempuan  dalam satu hari lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini membuat perempuan lebih cepat berbicara dibanding laki-laki. Laki-laki umumnya lebih unggul dalam bidang geografi/geometri sehingga mereka lebih mudah menghapal jalan, arah dan peta dibanding perempuan. Oleh sebab itu, bidang teknik lebih banyak diminati laki-laki. Namun, jangan heran kalo prempuan mampu mengingat masa-masa pahit yang dialaminya, yang dilakukan oleh pasangannya. Karena itu, perempuan sering di sebut ahli sejarah kehidupan. Sementara laki-laki paling sering dan mudah melupakan masa lalunya. Makanya, bener juga tuh judul dalam tulisan ini, kalo cantik itu penuh luka ? .. he .. he .. he .. becanda atuh 'teh' ... Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 19 Maret 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun