Jadi, paling tidak bagi pasangan suami dan/atau istri, terus berusaha belajar dan memperbaiki diri. Karena, membangun hidup bersama tanpa syarat, tidak hanya satu pihak yang harus berubah. Setiap individu perlu melihat secara objektif kekurangan dan kelemahan diri, dan berkomitmen untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi maupun dalam kebersamaan. Dengan menjadi pribadi yang lebih baik, pasangan suami dan/atau istri dapat saling mendukung dan memotivasi satu sama lain, untuk mewujudkan bangunan rumah tangga yang lebih baik.
Rumah Tangga 'Pembelajar'
Perjalanan hidup bersama sebagai pasangan suami-istri dalam sebuah rumah tangga, akan ada banyak hal yang harus dipelajari dan dihadapi. Oleh karena itu, menjadi penting untuk menjadikan rumah tangga sebagai lingkungan belajar yang terus berkembang. Sehingga, upaya untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia dan harmonis, pasangan suami-istri diharapkan dapat memahami konsepsi "rumah tangga pembelajar" dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ?!
Menjadikan rumah tangga pembelajar, berarti pasangan suami-istri dapat memiliki sikap terbuka terhadap 'konsepsi belajar' dan tumbuh bersama. Pasangan harus melihat setiap tantangan dan konflik sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dalam situasi sulit, pasangan perlu bersedia untuk mendengarkan dan memahami sudut pandang masing-masing, serta mencari solusi yang saling menguntungkan. Hal ini juga berarti mengakui, bahwa tidak ada yang sempurna bagi setiap mahluk kecuali Allah SWT, dan meyakini bahwa setiap individu memiliki kekuatan dan kelemahan yang perlu diterima dan didukung ?!
Sebagai rumah tangga pembelajar, pasangan suami-istri harus memiliki komunikasi yang terbuka dan jujur. Komunikasi yang baik adalah kunci dalam mengatasi masalah dan memperbaiki hubungan. Pasangan harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan, kebutuhan, dan harapan-harapan mereka, dan siap mendengarkan dengan penuh perhatian. Selain itu, penting juga untuk menghindari kritik yang merusak dan fokus pada pemecahan masalah daripada menyalahkan satu sama lain. Dalam komunikasi yang baik, pasangan dapat belajar dari setiap pengalaman dan menjadi lebih baik, dalam memahami satu sama lain.
Rumah tangga pembelajar juga berarti memiliki motivasi untuk terus belajar tentang diri sendiri dan pasangan. Pasangan dapat mengalokasikan waktu untuk berbincang-bincang dan memahami nilai-nilai, minat, dan tujuan masing-masing. Melalui proses ini, mereka dapat menemukan cara untuk saling mendukung dan membangun kehidupan yang memberi makna bagi keduanya. Selain itu, pasangan suami-istri juga dapat mencoba hal-hal baru bersama-sama, seperti: kursus atau hobi yang baru, untuk terus tumbuh dan berevolusi sebagai individu dan sebagai pasangan.
Rumah tangga pembelajar juga dapat terlibat dalam proses belajar dari kesalahan dan menjadikannya sebagai peluang untuk tumbuh. Tidak ada manusia yang sempurna, dan pernikahan sering kali penuh dengan kesalahan dan ketidaksempurnaan. Hal ini normal dan manusiawi. Yang penting, bagaimana pasangan mau menghadapinya dan belajar dari kesalahan tersebut. Menerima kesalahan dan memiliki sikap belajar, berarti bahwa pasangan bisa saling terbuka untuk perbaikan dan dapat mengambil langkah-langkah guna menghindari kesalahan yang sama di masa depan. Oleh karena itu, pasangan suami-istri bisa belajar memaafkan dan melupakan kesalahan masa lalu, serta memberikan kesempatan kedua kepada pasangan tersebut ?!
Menjadi rumah tangga pembelajar juga berarti melibatkan sumber daya eksternal, yakni: bisa saja belajar dari pengalaman orang lain. Banyak pasangan yang menghadapi masalah yang sama dengan pasangan lain di dunia ini, sehingga penting untuk mencari bantuan dan saran dari pasangan lain yang telah mengalami dan berhasil mengatasi masalah rumah tangga yang serupa. Menghadiri kelas atau seminar pernikahan, membaca buku-buku atau artikel tentang hubungan rumah tangga, atau bahkan berkonsultasi dengan konselor pernikahan agar bisa memperkaya pengetahuan dan keterampilan pasangan dalam membangun rumah tangga yang sehat dan bahagia.
Selanjutnya, menjadi rumah tangga pembelajar juga berarti, dapat bersikap terbuka satu sama lain terhadap perubahan, dan mampu beradaptasi dalam lingkungan rumah tangga yang lebih luas. Sehingga, menjadi rumah tangga pembelajar, juga berarti tetap menghargai dan memprioritaskan kebahagiaan dan kesejahteraan masing-masing pasangan. Suami dan/atau istri perlu mengalokasikan waktu untuk bersantai bersama, berlibur, atau melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama. Keseimbangan antara kerja, keluarga, dan kehidupan pribadi merupakan kunci dalam menciptakan rumah tangga yang bahagia dan pembelajar.
Jadi, pada akhirnya menjadi rumah tangga pembelajar selalu membutuhkan komitmen, kesabaran, dan kerja sama dari kedua pasangan. Sikap terbuka terhadap belajar dan tumbuh bersama, komunikasi yang jujur, motivasi untuk terus belajar, belajar dari kesalahan, mengambil sumber daya eksternal, serta adaptasi dan perubahan lainnya, merupakan elemen penting dalam menciptakan rumah tangga yang pembelajar. Dengan berpegang pada konsep ini, pasangan suami-istri dapat memperkuat ikatan mereka, memperbaiki hubungan, dan mencapai kebahagiaan yang tak tergantikan !? Wallahu A'lamu Bishshawwab.