Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Ego Menyelimuti Sikap dan Tindakan Kita

30 Juni 2023   23:06 Diperbarui: 30 Juni 2023   23:12 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh. Purwalodra

Bisnis apapun yang kita kelola, ego seringkali dianggap sebagai karakteristik negatif yang harus kita hindari. Namun, lain halnya ketika kita memiliki ego yang sehat, bisa jadi akan menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi usaha bisnis yang kita kelola. 

Ego yang sehat dapat membantu mempertahankan integritas, memotivasi diri dan anggota tim, serta membantu kita mengambil keputusan yang tepat. Meskipun, seseorang, ketika memiliki ego yang sehat terlihat sangat percaya diri, namun dia juga mampu menerima kritik, mengakui kesalahan dan belajar dari pengalaman. Tulisan ini, mencoba menelisik tentang pentingnya memiliki ego yang sehat dalam bisnis dan bagaimana kita dapat memperkuat ego kita sendiri.

Pada dasarnya, ego merupakan citra diri kita, dan itu terbentuk melalui pengalaman dan penilaian tentang diri kita sendiri. Namun, ego yang sehat dalam konteks bisnis sangat penting, karena dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku kita dalam menjalankan bisnis tersebut. Seorang pengusaha yang memiliki ego yang sehat, cenderung memiliki keyakinan yang kuat pada diri sendiri dan pada kemampuan bisnisnya. Mereka juga cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan tidak mudah terpengaruh oleh opini orang lain. Hal ini dapat membantu dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat, dan membantu dalam menghadapi tantangan dan kesulitan yang mungkin terjadi dalam bisnis.

Perlu kita catat, bahwa memiliki ego yang sehat, bukan berarti menjadi arogan atau meremehkan orang lain. Seorang pengusaha yang memiliki ego yang sehat harus selalu menghargai dan memperhatikan perspektif orang lain, terutama pelanggan dan karyawannya sendiri. 

Jika kita memiliki ego yang sehat dan dapat menggabungkan perspektif orang lain, maka kita dapat memperoleh keuntungan dalam bisnis, dan membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dan karyawan. Oleh karena itu, kita harus mampu mengontrol dan mengendalikan ego. Apabila, kita merasa kesulitan dalam mengontrol ego, maka kita dapat meminta bantuan dari psikolog atau konsultan bisnis yang dapat membantu dalam mengembangkan sikap yang tepat dalam bisnis yang kita kelola.

Ego yang Sehat 

Sebelum membahas pentingnya memiliki ego yang sehat dalam bisnis, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu ego dan perannya dalam kehidupan bisnis yang kita kelola ?

Ego adalah suatu kepercayaan dalam diri seseorang terhadap dirinya sendiri. Ego juga sering dikaitkan dengan kesombongan, keangkuhan, dan ketidakmampuan untuk menerima kritik atau saran dari orang lain. Namun, sebenarnya ego juga bisa menjadi kekuatan positif yang memotivasi seseorang untuk meraih kesuksesan dalam bisnis.

Menurut Riggio (2008), dalam bukunya  organizational psychology, bahwa memiliki ego yang sehat dalam bisnis sangat penting, karena dapat memperkuat kepercayaan diri dan memotivasi untuk mencapai tujuan. Tanpa memiliki kepercayaan diri yang cukup, seseorang mungkin tidak akan berani memulai bisnisnya atau mengambil risiko yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan. Namun, perlu diingat pula, bahwa memiliki ego yang sehat tidak sama dengan memiliki ego yang besar, yang cenderung mengarah pada kesombongan.

Selanjutnya, Spector, P. E. (2012), menegaskan dalam bukunya  Industrial and organizational psychology: Research and practice, bahwa ego yang sehat adalah memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri, menerima kritik dan saran dari orang lain, dan berusaha untuk terus belajar dan berkembang. Memiliki ego yang sehat juga berarti menghargai kontribusi dari karyawannya sendiri, anggota tim, dan mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun