Zoe berbagi pengalaman pribadinya dengan Alex, bagaimana dia juga pernah merasakan tekanan yang sama di tempat kerja dan bagaimana dia akhirnya menemukan cara untuk mengatasinya. Dia mendorong Alex untuk tidak menyembunyikan perasaannya dan untuk mencari bantuan jika diperlukan.
Alex awalnya ragu, tetapi akhirnya dia setuju untuk mencoba. Dia memulai terapi dengan seorang konselor yang berpengalaman dan mulai membuka diri kepada rekan-rekannya tentang perjuangannya. Dia juga mulai mengambil langkah-langkah kecil untuk mengelola kecemasannya, seperti berlatih teknik pernapasan dan meditasi.
Perlahan tapi pasti, Alex mulai melihat perubahan dalam dirinya sendiri. Dia merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan rekan-rekannya dan lebih tenang dalam menghadapi tantangan di tempat kerja. Yang lebih penting, dia tidak lagi merasa sendirian dalam perjuangannya melawan kecemasan sosial.
Ketika Alex melihat kembali perjalanannya, dia menyadari bahwa dia telah mengurai benang-benang kusut perasaannya satu persatu. Dia tidak lagi merasa terjebak dalam labirin kecemasan yang membelenggunya, melainkan mampu melangkah maju dengan kepala tegak dan hati yang berani.
Dari kisah Alex, kita belajar bahwa mengatasi kecemasan sosial di tempat kerja bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukanlah hal yang tidak mungkin. Dengan dukungan dari rekan-rekan kerja yang peduli dan kemauan untuk mencari bantuan, kita semua bisa mengurai benang-benang kusut perasaan kita dan meraih kesejahteraan yang sejati. Yang terpenting, jangan pernah ragu untuk mencari pertolongan jika memang dibutuhkan. Karena dalam menghadapi kecemasan sosial di tempat kerja, kadang kita memang tidak bisa melakukannya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H