Mata pagiku terbuka
Tak kuasa menahan rasa
Menikmati setiap aroma buana
Biru kampungku dipayungi jernih langit jiwa
Embun sejuk menyatu keringat manusia
Menetesi lembut kelopak kembang dahlia
Diiringi nyanyian burung di pohon mahoni
Mata pagiku terpesona
Biru kampungku ditingkahi selir awan putih
Menapak di rerumputan ilalang
Dan semak belukar yang bergoyang
Mata pagiku kerling
Menatap hewan-hewan kecil dalam habitus rantai makanan di sini
Belalang sentadu dan jangkrik genggong
Aneka kupu-kupu bersatu padu
***
Malam menyingkap siang
Mataku terpejam seiring jangkrik barsahutan,
Di pendar cahaya kunang-kunang bagai kembang api meriah
Penghujung malam itu, masih kurasakan biru kampungku
***
Dan mata pagiku di sini (lagi)
Terpana bersama mulut menganga
Tak ada lagi kicauan burung
Hening sahutan jangkrik
Ingin rasanya memejam mata
Karena biru kampungku menjadi terik
Bersama sayup deru mesin penghasil emisi
Berpacu menabuh gendang telinga
***
Aku tercekat, saat purnama menggantikan surya
Larut dalam pejam mata sejenak
Berharap esok bisa kudapatkan biru
Di kampungku
Lagi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H