Mohon tunggu...
I Bagus Deinspiro
I Bagus Deinspiro Mohon Tunggu... profesional -

Lets share and inspire :-) Prefer to be simple

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biru Kampungku

26 Oktober 2011   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:30 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mata pagiku terbuka

Tak kuasa menahan rasa

Menikmati setiap aroma buana

Biru kampungku dipayungi jernih langit jiwa

Embun sejuk menyatu keringat manusia

Menetesi lembut kelopak kembang dahlia

Diiringi nyanyian burung di pohon mahoni

Mata pagiku terpesona

Biru kampungku ditingkahi selir awan putih

Menapak di rerumputan ilalang

Dan semak belukar yang bergoyang

Mata pagiku kerling

Menatap hewan-hewan kecil dalam habitus rantai makanan di sini

Belalang sentadu dan jangkrik genggong

Aneka kupu-kupu bersatu padu

***

Malam menyingkap siang

Mataku terpejam seiring jangkrik barsahutan,

Di pendar cahaya kunang-kunang bagai kembang api meriah

Penghujung malam itu, masih kurasakan biru kampungku

***

Dan mata pagiku di sini (lagi)

Terpana bersama mulut menganga

Tak ada lagi kicauan burung

Hening sahutan jangkrik

Ingin rasanya memejam mata

Karena biru kampungku menjadi terik

Bersama sayup deru mesin penghasil emisi

Berpacu menabuh gendang telinga

***

Aku tercekat, saat purnama menggantikan surya

Larut dalam pejam mata sejenak

Berharap esok bisa kudapatkan biru

Di kampungku

Lagi...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun