Awal mula Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah piala dunia u-20 yakni pada tahun 2019 pada saat rapat FIFA Council Meeting di Shanghai, China pada 24 November 2019 .
Hal ini disampaikan langsung oleh presiden FIFA Gianni Infantino. Saat itu Indonesia bersaing dengan dua negara asal Amerika Selatan yaitu Peru dan Brazil. Sebelum Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Imam Nahrawi yang waktu itu menjabat sebagai Menpora mengajukan surat kepada Presiden Joko Widodo pada 19 Juli 2019 untuk mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, rencana tersebut disetujui oleh Presiden Joko Widodo, pada akhirnya Indonesia mengirimkan surat untuk mencalonkan diri sebagai kandidat Piala Dunia U-20 pada Agustus 2019. Surat tersebut juga melampirkan surat jaminan dari Menteri Keuangan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Tenaga Kerja, Menteri Komunikasi da Informasi, dan Kapolri.
Erick Thohir yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia diutus untuk pergi ke beberapa negara guna melobi FIFA dalam penentuan tahapan yang harus dilalui Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Beberapa tahapan yang harus dilalui meliputi dokumen yang terdiri dari 250 kategori, eligibility dokumen secara administrasi, dan inspeksi stadion yang akan digunakan. Terdapat 6 stadion yang terpilih dari 10 stadion yang disiapkan.
Berikut daftarnya:
- Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta: Kapasitas 78.000 orang.
- Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya: Kapasitas 45.000 orang.
- Stadion Si Jalak Harupat, Bandung: Kapasitas 35.000 orang.
- Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang: Kapasitas 30.000 orang.
- Stadion Manahan, Solo: Kapasitas 20.000 orang.
- Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali: Kapasitas 18.000 orang.
Dari 6 stadion yang sudah terpilih, Erick Thohir langsung meninjau langsung kesiapan stadion tersebut dan memastikan penyelesaian renovasi dan penyelesaian yang tertunda. Erick menyatakan bahwa ajang ini merupakan “latihan”bIndonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
“Menjadi tuan rumah adalah momen yang tepat buat kita memperlihatkan ke dunia bahwa Indonesia siap. Sebagai catatam PSSI berencana mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034. Ujian agar bisa sukes di masa depan, ya, Piala Dunia U-20 ini,” kata Erick Thohir.
Piala Dunia U-20 di Indonesia yang seharusnya dijadwalkan pada tahun 2021 sempat mengalami kendala global yakni adanya virus covid-19 yang menyebabkan ajang ini terpaksa diundur menjadi tahun 2023. Di sisi lain Indonesia mendapat nafas segar karena dapat mempersiapkan piala dunia lebih lama dan lebih matang lagi. Selama masa covid, Imdonesia banyak melakukan perbaikan dan pembenahan, terutama di fasilitas stadion, pada masa itu juga bertepatan dengan HUT ke-77 RI 2022 Indonesia resmi merilis logo Piala Dunia U-20 yang terdiri dari globe di bagian atas dengan perpaduan warna merah, biru laut, hijau, dan putih. Serta merilis lagu dengan judul “Glorius” pada 31 Maret 2023 yang dinyanyikan oleh Tiara Andini, Lyodra, Ziva Magnolya yang berkolaborasi dengan Weird Genius.
Namun, semua usaha Indonesia dalam mempersiapkan Piala Dunia U-20 seakan sia-sia. Pasalnya, pada tanggal 31 Maret 2023 FIFA resmi menyatakan bahwa Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Hal ini merupakan keberlanjutan dari adanya penolakan timnas Israel yang akan bermain di Indonesia oleh beberapa politisi dan ormas. Politisi yang menolak Israel bermain di Indonesia yakni Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) dan I Wayan Koster (Gubernur Bali). Penolakan diawali oleh I Wayan Koster yang mengirim surat resmi penolakan Isreal bernomor T.00.426/11470/SEKRET.
"Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang Tim dari Negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali. Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan Tim dari Negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali," bunyi dari surat tersebut.
Kemudian disusul oleh penolakan Ganjar “Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok maupun dalam Conference of the New Emerging Forces," kata Ganjar, Kamis (23/3/2023).