Mohon tunggu...
Ans Santo
Ans Santo Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya tulisan biasa

Mahasiswa UTDI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mentalitas Kepiting

19 Agustus 2023   06:16 Diperbarui: 21 Agustus 2023   18:29 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Foto Pribadi

            Pada bulan-bulan awal saya kepikiran tentang hal-hal tersebut. Saya takut dipecat, apalagi saat itu sulit sekali mendapat pekerjaan. Saya juga sangat membutuhkan uang untuk menopang kehidupan harian saya; bayar kost, uang listrik dan air. Belum lagi tuntutan dari keluarga yang tiada habisnya.

Makin ke sini, seiring waktu berjalan, saya lebih memikirkan bahwa saya ini lebih dari apapun, termasuk soal apa yang terjadi ditempat kerja. Yang harus saya lakukan adalah fokus melaksanankan jobdesk yang seharusnya. Yang tidak termasuk jobdesk saya, tidak akan saya kerjakan lagi. Sebab, ditempat kerja saya, istilah saling membantu, akan menjadi boomerang bagi diri sendiri. Hari sebelumnya saya membantunya, tetapi ketika diminta bantuan tidak ada yang dapat membantu, malah yang ada adalah melaporkan kesalahan ke atasan. Jadi sejak saat itu saya hanya fokus pada jobdesk saya.

Sembari menjalankan jobdesk, saya tetap optimis bahwa apa yang saya lakukan sudah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Apapun yang terjadi ditempat kerja, itu adalah musibah yang membuat saya belajar banyak hal, bahwa kebaikan tidak harus dibalas kebaikan, kadang dibalas dengan laporan ke atasan, dan berujung SP 1 (Surat Peringatan Pertama). Saya mengevaluasi diri saya dibulan sebelumnya secara personal. Evaluasi apa yang harus dan tidak harus dilakukan. Evaluasi apa yang baik dan tidak baik untuk saya. Apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan. Setelahnya, kembali memulai aktivitas dengan semangat sambil melakukan hal-hal yang disukai. Dalam sela waktu libur kerja, saya biasanya membaca novel action romance, atau melukis dikertas apa saja yang muncul dikepala. Saya merasa dengan begitu sedikit tidak lebih buruk dari sebelumnya.

            Jadi, bagi saya cara untuk mengadapi crab mentality, entah itu orang tertentu atau lingkungan, saya hanya berusaha menjadi versi terbaik diri saya serta tetap fokus mengejar target hidup dengan semangat yang diperbaharui setiap harinya. Karena bagaimana pun, kita tidak memiliki kewajiban untuk membahagia orang. Kita tidak diwajibkan harus menjaga perasaan mereka. Yang harus dilakukan adalah fokus menjadi diri sendiri, dan mencintai diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun