Bagaimana harus ku mulai?
Mengurai kisah yang telah usai
Membenci perasaan yang telah teruntai
Atau menerima realita di luar ekspektasi
Ku kira aku sudah siap dengan situasi rumit ini
Ternyata tidak! Aku salah mengerti
Ku kira aku bisa memahami perhatian yang kau beri
Ternyata aku hanyalah manusia bodoh yang hidup di bumi
Dengan sengaja membuka kembali hati
Membiarkanmu masuk
Ku kira kau akan membantuku menata kembali
Ternyata kau membuatnya kembali buruk
Aku sedang tidak baik-baik saja
Berpura-pura Bahagia di dalam duka
Tertawa miris karena terluka untuk kali kedua
Tidak ada yang patut disalahkan, sebab begitulah realita bekerja
Jangan meminta maaf di antara kita
Tidak ada yang patut disalahkan atas semua
Kau tidak bersalah dalam kisah ini
Aku saja yang terlalu bodoh untuk memulai
Kau tetaplah berbahagia dengan kisahmu
Terkait perasaanku, tidak perlu kau pikirkan
Aku akan kembali seperti dulu
Menjadi manusia yang paling menyedihkan
Kan kulakukan itu setiap hari
Hingga terbiasa lagi dengan patah hati
Bila perlu kan kumatikan setiap perasaan ada
Ku tutup hati kepada setiap orang yang ingin membukanya
Jadi, janganlah beri perhatian apapun lagi
Tidak perlu kau menanya kabarku seperti apa
Jangan menanyakan apapun kepadaku
Aku akan memberimu kabar suatu hari nanti
Hari di mana aku benar-benar siap
Hari di mana keiinginanku terwujud
Ya, hari itu adalah hari terkahirku hidup
Dan sejak saat itu aku akan hilang
Untukmu, tetaplah Bahagia
Jaga kesehatanmu
Maaf, aku tidak pernah bisa pulang
Maaf untuk semuanya.
(Ontoseno, 20 Agustus 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H