Di sini, aku anak baru. Datang dari tempat kumuh. Meniti ilmu di kota baru. Ayahku hanyalah seorang buruh dan ibuku tidak lebih sebagai guru.Â
Dulu aku pernah berniat ke penghulu ditemani kekasih hati, pilihanku. Tapi begini kata Ayah; Janganlah buru-buru, anakku. Hidup ini memang sementara waktu tapi bukan berarti tak ada waktu, begitu kata ibu.
Percayalah, semua pasti akan tertuju. Ini hanya persoalan waktu yang tak kita tahu. Tak perlu ragu untuk melangkah maju. Carilah ilmu dahulu, supaya matanglah dirimu. Percaya saja, Tuhan selalu bersamamu. Temani dirimu menuju cita-citamu.
Tak ada yang ayah-ibu berikan selain asupan tempe dan tahu. Biar kau tahu bahwa tempe memberi gizi bagi tubuhmu, dirimu. Begitu kata mereka padaku waktu itu, pada masa yang lalu di bangku SMU.
Walau mereka berucap dalam gurau, bagiku adalah nada sayhdu. Melodi penyemangat langkah hidupku, tak tahu sampai kapan kan berlaku. Yang aku tahu hanya satu "Jangan buru-buru, waktu terus belalu dan berlaku"
Terima Kasih buatmu yang aku sayang, ayah-ibu
#Ruang Wifi Atas
05 Maret 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI