Persoalan rendahnya harga karet di Sumatra Selatan selama ini menjadi perhatian serius Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Herman Deru-Mawardi Yahya (HDMY). Bukan tanpa alasan, rendahnya harga karet membuat para petani tidak bisa meningkatkan tarah hidup layaknya. Padahal dengan sumber daya alam seperti karet yang melimpah, seharusnya para petani bisa hidup makmur.
Harapan besar untuk mensejahterkan para petani karet itulah, HDMY berencana membuat beberapa terobosan jika terpilih pada Pilkada nanti, yang tidak pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.
Beberapa diantaranya yang akan dilakukan HDMY adalah membangun pabrik ban terbesar di Indonesia. Dengan adanya pabrik ban terbesar itu, nantinya produksi karet rakyat dapat ditampung.Â
Kemudian HDMY juga akan membangun Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) Agro Sumsel. Perusahaan itu nantinya berfungsi sebagai stabilisator harga-harga kebutuhan pokok, seperti beras, terigu, minyak goring dan lainnya. Termasuk harga karet dan kopi yang selama ini dikendalikan oleh para tengkulak dan pasar bebas.
Herman Deru optimis bisa melakukan itu. Pengalamannya selama dua periode memimpin OKU Timur jadi alasannya. Di mana saat menjadi Bupati OKU Timur, HD mampu menstabilkan harga pangan. Seperti saat musim panen raya, pemda membeli beras langsung dari tangan petani, sehingga harga tidak anjlok.
Menjalankan program itu, HD mengalokasikan RP 20 Miliar setiap tahunnya untuk membeli beras langsung dari petani. HD optimis melalui BUMD Agro Sumsel, dapat menolong petani dan seluruh warga Sumsel pada umumnya.
Yang tidak kalah penting persoalan yang harus cepat diatasi di Sumsel adalah perbaikan infrastuktur. Terutama jalan-jalan sentra menuju produksi pertanian dan perkebunan. Sehingga keluar masuk barang berjalan lancer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H