Mohon tunggu...
Ansori Anhar
Ansori Anhar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tekad Herman Deru Wujudkan Sumsel Maju dan Bebas Korupsi

27 Oktober 2017   15:43 Diperbarui: 27 Oktober 2017   15:55 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyaknya Operasi Tangkap Tangan (OTT) kepada sejumlah pejabat daerah karena menerima suap telah menjadi persoalan krusial saat ini. Tiga kasus OTT yang terjadi secara berturut-turut belakangan ini menunjukan praktek gratifikasi sedang menjadi ancaman nyata bangsa Indonesia. Yang lebih mengkhawatirkan lagi sebagian besar gratifikasi itu dilakukan untuk mendapatkan jabatan. Terbaru, KPK melakukan OTT kepada Bupati Nganjuk Taufiqurrahman.

Maraknya pejabat daerah yang terjaring OTT KPK tersebut menuai reaksi dari salah satu Calon gubernur Sumatra Selatan 2018 Herman Deru. Deru merasa geram atas banyaknya OTT itu. Karena kepala daerah yang seharusnya menjadi panutan justru mengeruk uang negara untuk memperkaya pribadi dan keluarganya.

Sebagai mantan kepada daerah, Deru juga mengapresiasi langkah KPK yang sudah bekerja secara maksimal untuk menangkapi para pejabat daerah yang korup. Baginya langkah itu harus terus didukung agar bangsa Indonesia bersih dari praktik korupsi.

Mantan Bupati OKU Timur dua periode ini juga menyinggung soal penyebab masih banyaknya kepala daerah yang berlaku korup. Bagi Deru setidaknya ada dua faktor penyebab korupsi. Yaitu, karena gaya hidup dan akibat minimnya penghasilan penyelenggara negara.

Deru menegaskan lemahnya aspek mental spiritual aparat dan pejabat mejadi penyebab utama mereka melakukan korupsi. Deru meyakini kalau secara mental spiritual kuat, seseorang akan takut berbuat korup. Untuk itu, Deru mengingatkan kepada seluruh kepala daerah agar memperkuat mental spiritualnya. Hal ini penting, karena dengan banyaknya pejabat yang masih korup menunjukan penjara tak dianggap menakutkan.  

Selain itu, Herman Deru yang akan menjadi peserta Pilkada Sumsel 2018 berdampingan dengan mantan Bupati Ogan Ilir (OI) Mawardi Yahya menambahkan, salah satu akar masalah yang perlu mendapat perhatian adalah soal pendapatan penyelenggara negara. Gaji atau honorarium mereka harus cukup.

Tetapi Deru juga menegaskan bahwa kerja kepala daerah harus efisien dan efektif. Tak perlu terlalu banyak pegawai, lebih baik sedikit tapi pekerjaan bagus dan gajinya pun memadai, itu akan lebih baik untuk ukuran lokal. Deru melihat saat ini beberapa instansi vertikal sistim honorariumnya sudah memadai. Karena itu ia merasa kaget kalau masih terima gratifikasi.

Untuk Sumsel sendiri, ke depan Deru mau hal itu benar-benar dikaji dan hasilnya dijalankan. Deru ingin honor bagus, tunjangan memadai, kerja bagus dan tak lagi terpikir untuk berbuat korupsi.

Mantan Bupati OKU Timur 2 periode ini memaparkan kekesalannya karena Sumsel masuk dalam kategori daerah yang banyak kasus korupsinya. Bukan satu dua kasus dimana kepala daerah atau pejabat ditangkap KPK atau diproses kejaksaan. Ada karena kasus gratifikasi tetapi yang terbanyak karena penyalahgunaan kekuasaan.

Sebagai warga Sumsel, Deru merasa malu. Karenanya ke depan harus diperbaiki. Ia ingin Sumsel maju dan bebas korupsi. Hal ini penting untuk masa depan Sumsel. Untuk itu, Deru berharap pemerintahan saat ini mampu mewariskan kepada anak cucu di Sumsel dengan kesejahteraan daerah yang baik, juga sistim yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun