Mohon tunggu...
Mohamad Ansori
Mohamad Ansori Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Salah satu cara mendekat pada Allah Swt adalah mentaati perintahNya tanpa bertanya mengapa harus melakukannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guruku Pandai Mendongeng

14 November 2021   14:29 Diperbarui: 14 November 2021   16:28 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendongeng adalah sebuah tradisi yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya. Ayah atau ibu kita dimasa lalu menceritakan sebuah dongeng menjelang tidur. Dongeng digambarkan dalam bentuk interaksi verbal dan dibumbui dengan cerita-cerita yang seringkali tidak masuk akal. Namun dalam sebuah dongeng biasanya selalu terdapat pesan moral yang dapat membuka cakrawala berpikir seorang anak.

Mendongeng dapat menjadi sebuah metode pembelajaran. Guru dapat menyampaikan cerita dongengnya di dalam kelas sesuai dengan tema atau bidang studi yang sedang dipelajari. Hampir setiap anak menyukai cerita, termasuk dongeng. Guru yang pandai membawakan dongeng dapat mengantarkan imaginasi anak pada dunia yang indah di alam imaginasi mereka. Mendongeng sangat bermanfaat bagi peserta didik.

Pertama, mendongeng dapat melatih konsentrasi. Kita tahu, untuk mengikuti alur sebuah cerita, kita harus konsentrasi mengikuti jalannya cerita. Peserta didik yang sudah tertarik dengan cerita yang didongengkan oleh seorang guru, maka ia akan berkonsentrasi mengikuti alur cerita.

Jika pendongengnya handal, peserta didik dapat terbawa suasana. Mereka akan ikut sedih ketika tokoh utamanya sedih. Demikian juga ketika sang tokoh utama marah atau bahagia. Mereka juga akan ikut merasakan. Tetapi tetap saja, hal ini terganung kemampuan guru dalam membawakan sebuah dongeng. 

Latihan konsentrasi ini sangat bermanfaat pada saat mereka belajar. Kita tahu, salah satu keberhasilan dalam memahami materi ajar, tidak lepas dari kemampuan seorang peserta didik dalam berkonsentrasi. Realitasnya para guru menemukan kesulitan belajar yang dilami oleh seroang siswa, banyak karena ketidakmampuannya dalam berkonsentrasi mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kedua, mendongeng dapat mempererat hubungan antara guru dan peserta didik. Mendongeng adalah salah satu kegian non formal yang melibatkan guru dan peserta didik. Kata dan kalimat yang digunakan di dalam mendongeng adalah kata dan kalimat yang sesuai dengan anak. Seakan-akan seorang guru sedang memasuki dunia anak pada saat mendongeng. Hal ini akan mempererat hubungan antara guru dan peserta didik. Apalagi, jika guru pendongeng dapat mengeksploarasi dongengnnya menjadi kegiatan yang interaktif, peserta didik akan lebih mengakrabinya.

Ketiga, menambah pengetahuan dan ketrampilan. Mendongeng tidak saja menyampaikan cerita, tetapi juga menghidupkan cerita itu di dunia imaginasi anak. Cerita-cerita dalam dongeng bisa menambah pengetahuan anak. Cerita dalam dongeng tentu bukan cerita yang datar-datar saja.

Biasanya cerita dongeng terdiri dari tokoh-tokoh baik (protagonist) dan tokoh jahat (antagonis). Perseteruan tokoh-tokoh ini akan menunjukkan bagaimana seorang tokoh baik bersikap terhadap tokoh jahat. Ia juga menunjukkan bagaimana menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh tokoh jahat.

Melalui cerita seperti ini, pengetahuan anak akan problem solving tentu akan meningkat. Pada saat yang sama, kemampuan anak dalam mengolah kata dan kalimat juga akan meningkat. Kemampuan guru dalam menyampaikan cerita dongeng itu juga akan dicatat oleh peserta didik sebagai pengetahuan yang nantinya akan diwujudkan dalam sebuah ketrampilan bercerita. Mereka seperti ditunjukkan, "Ooo... begini cara bercerita atau mendongeng".

Nantinya, ketika guru meminta peserta didik untuk juga bercerita, mereka tinggal melakukan duplikasi dan melakukan inovasi sesuai kemampuan mereka. Intinya, pada saat guru mendongeng, guru tidak saja sedang menceritakan sebuah cerita dongeng, tetapi juga sedang menunjukkan banyak pengetahuan plus teknik atau cara bercerita.

Keempat, menambah perbendaharaan kata. Kita tahu, mendongeng bukanlah membaca cerita secara vulgar sesuai yang tertulis dalam teks cerita. Mendongeng juga memerlukan improvisasi yang dapat memperkaya perbendaharaan seorang peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun