Mohon tunggu...
Mohamad Ansori
Mohamad Ansori Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Salah satu cara mendekat pada Allah Swt adalah mentaati perintahNya tanpa bertanya mengapa harus melakukannya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Juara Lomba Menulis

7 November 2021   11:19 Diperbarui: 7 November 2021   16:30 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di akhir Oktober 2021, Fatayat NU PAC Ngunut mengadakan sebuah lomba menulis. Lomba ini diikuti oleh pengurus ranting Fatayat NU se Kecamatan Ngunut. Tak kurang 19 orang mengikuti lomba itu. 

Tulisan berupa narasi kiprah Fatayat di desa masing-masing. Ada yang menceritakan kiprah Fatayat secara umum, kisah pribadi dalam ber-Fatayat, atau menceritakan kisah tokoh Fatayat di desa masing-masing.

Ada satu hal menarik yang dapat ditarik dari lomba itu. Ibu-ibu dengan segala macam kesibukannya itu, ternyata pandai-pandai menulis. Tulisan yang terkirim ke panitia menunjukkan fakta bahwa mereka cukup lihai menulis. 

Bahkan, ada dari sebagian dari panitia yang tidak memiliki laptop, sehingga harus menulis dulu di kertas dengan tulisan tangan. Baru kemudian meminta orang lain untuk mengetikkan dan mencetaknya.

Pada tanggal 7 Nopember 2021, bertempat di sebuah rumah makan, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan menulis. Sebenarnya agak kebalik sih kegiatan ini, tapi paling tidak tulisan yang sudah ada dapat menjadi "pre-test" untuk diperbaiki dan dikembangkan di kegiatan pelatihan. Pasca pelatihan, diharapkan akan diketahui seberapa baik perkembangan tulisan para peserta. 

Sebagai sebuah lomba, mau tidak mau harus ditentuk juaranya. Selisih nilai sangat tipis, kualitas tulisan hampir rata, namun pemenang tetap harus ditentukan. Para juara patut bersyukur, tetapi yang belum juara tidak boleh bersedih. Mengapa?

Banyak penulis jago ternyata tidak berasal dari sebuah lomba menulis. Penulis-penulis produktif berproses secara otodidak, gigih berjuang, dan produktif menulis. Di awal-awal belum tentu tulisannya bagus dan dibaca orang. 

Tetapi dengan perjuangan tanpa lelah penulis-penulis itu tetap memproduksi tulisan. Sampai pada titik tertentu orang menerima dan menikmati tulisannya, bahkan merindukannya.

Bagaimana dengan para juara menulis? Kembali, tidak tentu para juara lomba menulis dapat melanjutkan produktivitas menulisnya. Sebagian dari mereka stack dikebanggaan sebagai juara menulis dan mengabaikan produkvitasnya. 

Kebanggaan sebagai juara lomba menulis boleh-boleh saja. Namun spirit sebuah lomba tidak berhenti di piala atau hadiahnya. Produktivitas tetap menjadi penting dan utama bagi para penulis. Target dari sebuah lomba menulis bukanlah menghasilkan juara menulis, tetapi menghasilkan penulis baru yang produktif. (ans)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun