Mohon tunggu...
Ana Soleha
Ana Soleha Mohon Tunggu... -

:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Damara... Damara.....

29 April 2013   00:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekian kali digulungnya hatiku

Dirapatkan tangan Dipejamkan mata.

Tetesan bulir bulir kesedihan berjatuhan

Aku mengakui aku lemah. Aku mengakui aku kecurian

Aku mengakui aku tiada naik kecedasan dari masa lalu

Aku terluka olehkebodohanku

Aku merasa diremehkan dengan kehadiranmu yang hanya sesaat.

Bukan ini yangaku impikan.

Aku sudah pernah sakit karena dikurung dalam kesendirian.

Sekarang ingin terulang. Aku hanya berharap pada hamparan kosong.

Lahan tandus, dan kenangan pahit masa lalu yang mengiris jajaran garis nasib,

Malam ini,

Aku merasa lagi. Tiada harapan pada hamparan kosong

Tiada harapan untuk penghapusan dosa.

Tiada cinta yang terabadikan.

aku pernah merasa sakit karena sepi.Aku pernah menjadi obat dikala kau sepi

tapi dimana posisiku? Tidak di langit, tidak di bumi, tidak di hatimu.

jejak siapa yang malang ini? kesana kemarihati ini tak bertuan.

STUPID!

AKU MALU!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun