Mohon tunggu...
Anshor Wahyu
Anshor Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Kegigihan Dalam Bermimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Inspirasi dari Pak Ade

28 November 2017   13:00 Diperbarui: 28 November 2017   13:08 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah kota yang begitu besar,kota yang begitu makmur masyarakatnya, dan kota yang begitu banyak orang yang mampu dalam segala hal baik itu logistik maupun matrial. Tapi kenapa masih ada terselip segelincir orang yang masih dibawah garis kemiskinan,  apakah orang-orang yang masih dibawah garis kemiskinan ini belom pernah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah untuk membantu beban hidup mereka, sehingga mereka bias hidup layak dan bahagia.

Disini saya anshor wahyu nugroho ingin menulis hasil wawancara saya mengenai kisah yang mengabarkan  perjuang seorang kakek yang sudah begitu tua, namun masih bekerja mencari sedikit rezeki demi membeli sesuap nasi untuk dirinya dan keluarganya.

Pak ade nama nya dia adalah seorang kakek yang sudah tua, hari-hari beliau dihabiskan hanya untuk bekerja.  beliau bekerja hanya sebagai seorang  pemulung,  dari pagi hingga sore bahkan sampai malam pun beliau masih bekerja , beliau berkeliling di pasar bawah Muara Bungo untuk mengais-ais tong sampah untuk mencari botol bekas dan kardus bekas. Ketika beliau merasa capek berkeliling untuk mencari barang bekas, beliau mencari tempat yang begitu teduh dan nyaman untuk beristirahat begitulah keseharian pak ade. Ketika saya Tanya kenapa pak ade rela menjadi seorang pemulung, apa jawabnya beliau berkata lebih baik saya menjadi seorang pemulung  dengan rezeki yang halal daripada seorang pejabat yang rezekinya menggerogoti uang rakyat seperti para koruptor.

Pak ade ini sudah empat tahun bekerja menjadi seorang pemulung, semenjak beliau tidak samggup lagi bekerja  menggunakan tenaga yang cukup kuat, seperti kuli panggul maka beliau hanya bisa bekerja menjadi seorang pemulung. Karena jika beliau tidak bekerja menjadi seorang pemulung maka tidak ada yang memberinya makan dan biaya hidup keluarganya.

Ketika saya bertanya kepada pak ade mengenai keluarganya, beliau  berkata bahwa beliau memiliki dua keluarga yang harus beliau nafkahi, dari situlah beliau tetap berusaha bekerja walaupun usia tak muda lagi dan demi keluarganya lah beliau rela untuk bekerja menjadi seorang pemulung. Karena hanya pekerjaan inilah yang sesuai dengan  keadaan fisik nya yang sudah begitu tua.

Dari perjuangannya berkeliling mengais serta memunguti botol dan kardus, bekas terkadang beliau hanya bisa menghasilkan uang yang begitu sedikit, dalam satu harinya beliau hanya bisa menghasilkan uang sebanyak delapan ribu rupiah saja. Jika kita pikirkan dimassa sekarang delapan ribu bisa dapat apa, namun itulah perjuangan pak ade yang tak pernah mengenal lelah dan mengeluh walaupun apa yang beliau kerjakan tidak sesuai dengan hasilnya, namun beliau tetep berusaha untuk bagaimana beliau tetap bisa menafkahi keluarganya.

Nah ketika keadan beliau kerang sehat atau cuaca kurang bagus taukah kita  apa yang beliau lakukan, mungkin kalau kita seperti itu pasti kita berdiam dirumah dan tidur-tiduran saja, tapi tidak bagi bapak ade beliau tetap berusaha mencari barang bekas walaupun hanya  disekitar rumah nya saja.

Dari kegigihan pak ade ini banyak sekali inspirasi yang kita dapatkan diantara nya seperti berikut:lebih baik menjadi seorang pemulung  dengan penghasilan yang halal dripada pejabat yang kaya tapi korupsi duit rakyat.Pekerjaan tidak mengenal usia yang penting kita mau berusaha dan tidak hanya tidur saja apa lagi bagi kita yang masih muda  dan berpendidikan kita buktikan jika kita bisa dan tidak selalu menyusahkan orang tua.

Ini hanya satu kisah dari ribuan kisah orang yang hidupnya masih dibawah garis kemiskinan. tak ada salah nya kita menceritakan satu hal yang kita bisa dapat kan dari mereka, karena apa yang kita buat akan menyadar kan orang yang membacanya sehingga mereka mau menyisihkan apa yang dia miliki untuk membantu orang yang tidak mampu. Ini kiranya tulisan yang saya buat jika terdapat kata-kata yang kurang sopan atau menyinggu pembaca saya selaku penulis memohon maaf karena ini awal pembelajaran saya untuk membuat sedikit cerita. Atas perhatianya saya ucapkan terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun