Mohon tunggu...
anshelmatessalonichutahaean
anshelmatessalonichutahaean Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

keperluan sudi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Korupsi, Musuh Utama Pembangunan dan Kesejahteraan Bangsa

2 Desember 2024   17:54 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Korupsi merupakan salah satu penghalang terbesar kemajuan bangsa. Tindakan korupsi sendiri adalah ketidakjujuran dalam atau tindak kriminal yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan untuk mengambil suatu keuntungan dari sesuatu. Secara singkat, korupsi berarti mengambil dari sesuatu yang tidak seharusnya kita ambil atau dalam bahasa yang lebih sederhana, mencuri. Perbedaan antara korupsi dan mencuri adalah, korupsi umumnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan terhadap sesuatu dan dilakukan tanpa ada tekanan dari keadaan demi kepuasan diri sendiri. Sementara itu, mencuri dilakukan oleh orang-orang yang umumnya tidak punya kekuasaan dan terpaka oleh karena keadaan. Tindakan korupsi biasanya dilakukan dengan mengambil sebagian uang dari total keseluruhan uang yang harusnya digunakan untuk kepentingan negara/masyarakat.  

Sayangnya, dampak dari korupsi sendiri tidak hanya memperkaya pihak-pihak berkuasa, tetapi juga menghancurkan kesejahteraan bangsa. Mengapa korupsi berpotensi dalam menghancurkan masa depan generasi bangsa? Hal ini sudah jelas terlihat dari mentalitas para penguasa negara yang tidak pernah puas akan kekuasaan dan harta. Keserakahan akan kekuasaan dan harta ini kemudian membawa pada pemikiran yang lalu dilanjutkan dengan tindakan korupsi. Uang atau anggaran yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki atau mebangun sarana dan prasana malah diambil demi kepentingannya sendiri. Hal ini menjadi salah satu penyebab banyaknya program pemerintah yang berujung mangkrak atau tidak selesai. Dan jikalau pun selesai, pasti lah program tersebut banyak kurangnya dari yang sudah direncanakan. Ketidaklancaran program dalam usaha memajukan bangsa ini lah yang menjadi alasan mengapa korupsi sangat berpotensi dalam menghancurkan masa depan bangsa. 

Salah satu dari program yang jalannya terhambat akibat korupsi adalah pembangunan. Pembangunan merupakan salah satu program yang paling esensial dan menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong kemajuan suatu bangsa. Pembangunan dilakukan tidak hanya untuk menunjang infrastruktur, tetapi juga ekonomi dan SDM suatu negara. Bila anggaran yang seharusnya dipakai untuk pembangunan malah dikorupsi oleh 'oknum-oknum' yang tidak bertanggung jawab, tentu saja pembangunan itu akan menjadi terhambat.  

Selain menghambat pembangunan, korupsi juga dapat menjadi penghambat kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu faktor yang menunjukkan apakah suatu negara telah sukses sebagai negara yang mengedepankan rakyatnya. Masyarakat yang sejahtera membuktikan bahwa suatu negara mampu memberikan tempat yang aman dan nyaman, serta melayani masyarakatnya dengan baik. Kehidupan masyarakat yang didukung penuh oleh negara juga tentunya membutuhkan anggaran yang besar. Logikanya, jika pembangunan saja tidak berjalan dengan baik, bagaimana bisa masyarakat hidup sejahtera? Bayangkan bila anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk menunjang kehidupan masyarakat agar lebih aman dan nyaman malah 'dicuri' untuk kepuasan pribadi. Tingkat kemiskinan yang tinggi, daerah-daerah kumuh, dan sarana prasarana yang tidak memadai juga menjadi bukti bahwa korupsi sangat merugikan dan menghambat kesejahteraan masyarakat. 

Dampak korupsi tentu akan sangat dirasakan oleh masyarakat seperti yang telah dijelaskan di paragraf sebelumnya. Korupsi hanya menguntung satu pihak sementara pihak lainnya sangat dirugikan. Korupsi memicu berbagai ketidakadilan dalam masyarakat. Seperti misal masyarakat kurang mampu yang seharusnya memiliki akses terhadap layanan publik atau sejenisnya malah terhambat akibat sarana prasarana yang tidak memadai oleh karena korupsi. Ketidakdilan ini juga dapat kita saksikan secara jelas dimana yang kaya semakin kaya sementara yang miskin semakin miskin, penguasa semakin berkuasa sementara orang lemah semakin tertindas.  

Karena dampaknya yang sengat merugikan masyarakat, korupsi tentu menjadi musuh terbesar dalam kemajuan bangsa. Tidak hanya tindakan korupsi saja, tetapi juga pelaku korupsi telah menghancurkan kepercayaan publik terhadap mereka. Orang-orang yang seharusnya dapat kita percaya untuk menggerakkan bangsa kita agar semakin maju justru malah membawanya kepada kehancuran. Penguasa-penguasa yang seharusnya dapat mengayomi dan membersamai masyarakat justru malah mencuri dari mereka dan membuat hidup mereka semakin susah. Perilaku seperti inilah yang membuat masyarakat kini enggan untuk percaya kepada mereka yang berkuasa atas negeri ini.

Ada begitu banyak cara untuk menghentikan korupsi. Salah satunya adalah dengan memeranginya sesuai dengan zaman. Di era digitalisasi, mengatasi korupsi memerlukan pendekatan yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya publik. Digitalisasi memungkinkan pemantauan transaksi secara real-time melalui sistem informasi yang terintegrasi, sehingga memudahkan deteksi penyalahgunaan wewenang atau manipulasi data. Penggunaan teknologi seperti blockchain juga dapat memperkuat sistem keamanan dan mencegah pemalsuan dokumen atau aliran dana ilegal. Selain itu, digitalisasi dapat memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam mengawasi kebijakan dan anggaran publik, melalui platform e-government atau aplikasi pelaporan online. Pendidikan digital tentang etika dan tata kelola yang baik juga menjadi kunci untuk membangun kesadaran anti-korupsi di kalangan aparatur negara dan masyarakat. Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, korupsi dapat ditekan lebih efektif, menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih dan dapat dipercaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun